Suara.com - Politisi PDI Perjuangan sekaligus anggota DPR RI, Deddy Sitorus menegaskan, bahwa Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak dipanggil oleh DPP PDIP. Melainkan Gibran sendiri yang menawarkan datang ke DPP.
Hal ini dikatakan pria bernama lengkap Deddy Yevri Hanteru Sitorus itu saat berbicara di tayangan Kabar Petang TVOne baru-baru ini. Ia juga menegaskan, jika benar Gibran mendukung Prabowo Subianto, sudah dipastikan bakal dipecat oleh partai.
Hal itu menanggapi ramainya pemberitaan terkait Gibran usai bertemu dan mendampingi Prabowo bertemu relawan Jokowi dan Gibran di Solo akhir pekan lalu.
"Kan beliau (Gibran) tidak ada menyatakan dukungan kepada Pak Prabowo. Kalau ada sudah pasti seketika kita pecat, tapi kan dia tidak menyatakan dukungan kepada Pak Prabowo atau siapapun," ujar Deddy.
Kemudian Deddy menegaskan, ketika ada pembicaraan di telepon antara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan Gibran, Deddy mengaku ada dan mendengar. Bahwa tidak ada Gibran dipanggil PDIP, namun ia menawarkan datang ke DPP PDIP.
"Jadi kalau dia, ada di media dia menyatakan dipanggil, itu gimmick politiknya mungkin untuk menjaga wibawa politiknya, ya terserah saja," ujar Deddy.
"Saya tidak mendengar Pak Sekjen memanggil dia dalam konteks apa yang dia lakukan malam sebelumnya, tidak ada sama sekali," sambung Deddy.
Sebelumnya, Gibran secara tegas menyatakan, dirinya tidak mungkin 'membelot' dari PDIP. "Saya jamin tidak," ucap Gibran, Sabtu (20/5/2023).
Kepada awak media, Gibran mengaku dipanggil oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto usai dirinya bertemu Prabowo serta para relawannya.
Baca Juga: Jika Benar Gibran Dukung Prabowo, Sudah Pasti Dipecat PDIP
"Saya Senin pagi (22/5) menghadap ke DPP," kata Gibran sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (20/5/2023).
Gibran menjelaskan, dia dipanggil Pukul 10.00 WIB. Dia pun menyatakan akan datang memenuhi panggilan ini.
"Saya nggak pernah menghindar lho, ya. Saya di sana cuma anak kecil, kader baru. Ditegur, ya, monggo," katanya.
Bicara sanksi yang bisa saja dijatuhkan PDIP terhadap dirinya, Gibran menyatakan siap menerima hukuman jika pertemuannya dengan Prabowo sebagai bentuk kesalahan.
Akan tetapi, Gibran menegaskan bahwa dia bertemu sesuai kapasitasnya. Yakni sebagai Wali Kota Surakarta, sedangkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI.
"Saya siap terima sanksi, teguran, hukuman saya siap terima. Fungsi saya di situ menjemput beliau sebagai menteri. Kalau masalah pencapresan saya tidak ikut-ikut kemarin," katanya.
Diketahui, Prabowo merupakan ketum Partai Gerindra yang juga digadang-gadang jadi capres. Sedangan Ketum DPP PDIP, Megawati sudah memberi rekomendasi capres kepada kadernya, Ganjar Pranowo.
Pertemuan Gibran memang menjadi bola liar, yang bisa ditafirkan dalam banyak sudut pandang. Termasuk tafsir Gibran mendukung Prabowo sebagai capres, atau Gibran jadi cawapres Prabowo, dan giringan lainnya.
Berita Terkait
-
Jika Benar Gibran Dukung Prabowo, Sudah Pasti Dipecat PDIP
-
Andi Gani: Gibran Tidak Akan Tergiur Dengan Tawaran Cawapres Prabowo
-
Andi Gani Tegaskan Gibran Tidak Akan Mau Jadi Cawapres Prabowo
-
Manuver Gibran Dampingi Prabowo Temui Relawan, Dicap Pengkhianat Hingga Berujung Pemanggilan DPP PDIP
-
Respons Projo Usai Relawan Jokowi-Gibran Dukung Prabowo: Tak Usah Dipanas-panasi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP