Suara.com - Juru Bicara Menteri Pertahanan RI Dahnil Anzar Simanjuntak angkat bicara menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov yang menolak resolusi damai yang dipaparkan Menhan RI Prabowo Subianto dalam International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura.
Dahnil menegaskan, meski adanya penolakan tersebut, Prabowo akan terus menyuarakan resolusi perdamaian antara Ukraina dengan Rusia.
"Terlepas apakah disetujui atau tidak, Menhan akan terus menyuarakan resolusi damai bukan hanya untuk Rusia dan Ukraina yang sedang berkonflik juga dibelahan dunia lainnya, termasuk potensi-potensi konflik dan perang yang bisa mengganggu perdamaian," kata Dahnil saat dihubungi, Senin (5/6/2023).
Dahnil mengatakan, sebagai Menhan, Prabowo hanya menjalankan amanat konstitusi yakni untuk mendorong perdamaian dunia.
"Sebagai Menteri Pertahanan beliau menjalankan amanat konstitusi kita yakni aktif mendorong perdamaian dunia, dengan tetap mengusung politik bebas aktif," tuturnya.
Menurutnya, dalam hal itu Menhan Prabowo tidak akan ikut pakta pertahanan negara mana pun.
"Tidak ikut pakta pertahanan mana pun. Segala upaya untuk perdamaian dunia kita lakukan termasuk menyampaikan berbagai bentuk proposal dialog dan perdamaian dunia," pungkasnya.
Ditolak Ukraina
Sebelumnya, Menhan Ukraina Oleksii Reznikov menolak resolusi damai yang dipaparkan Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto yang disampaikan dalam International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura.
Melansir South China Morning Post, Reznikov merespons inisiasi resolusi damai tersebut.
"Saya akan bersikap sopan," katanya, sebelum merespons pernyataan mengenai rencana resolusi perdamaian yang disampaikan Pemerintah Indonesia.
"Sepertinya (rencana) Rusia, bukan Indonesia," tambahnya, sebelum mencapnya sebagai 'rencana yang aneh' dan belum pernah didengarnya.
Dalam rencana tersebut disarankan untuk segera melakukan gencatan senjata dan penghentian permusuhan yang kemudian diikuti dengan menarik masing-masing pasukan sejauh 15 kilometer atau 9,3 mil dari garis terdepan untuk membentuk zona demiliterisasi.
Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa harus membentuk pasukan pemantau dan pengawasan untuk ditempatkan di sepanjang zona. Kemudian menyelenggarakan referendum di daerah yang disengketakan, berdasarkan rencana tersebut.
Reznikov juga mengatakan, banyak pemimpin dunia yang mengantre bersedia melakukan negosiasi. Tetapi ia menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan 'alat untuk menyelesaikan perang.'
Berita Terkait
-
Ada Usul Referendum di Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina dari Prabowo, Pakar: Tidak Ada Wilayah Sengketa di Sini
-
Proposal Damai Ditolak Ukraina, Komisi I DPR Minta Menhan Prabowo Hati-hati Beri Opini Agar Tak Dianggap Aneh
-
Ukraina Ogah Ikuti Resolusi Perdamaian Usulan Prabowo, Menhan Reznikov: Seperti Rencana Rusia
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah