Suara.com - Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto dilaporkan rekan separtainya inisial AAFS ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI dan Bareskrim Polri karena kasus dugaan pelecehan seksual verbal.
Menindaklanjuti laporan itu, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah memanggil pelapor guna meminta keterngan terkait kasus yang ia laporkan.
Juru bicara AAFS, Levenia Nababan menegaskan kalau laporan dugaan pelecehan seksual itu tidak terkait dengan motif politik.
Sugeng pun sudah menanggapi tudingan pelecehan seksual itu. Ia mengatakan, dugaan pelecehan seksual verbal itu terjadi dalam konteks dan suasana bercanda.
"Satu tahun lebih yang lalu. Kalau tidak salah kurang lebih di bulan Maret tahun 2022, dan waktu itu dalam suasana bercanda-candaan," tutur Sugeng di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).
"Kenapa demikian? Karena si pelapor ini adalah sudah kayak adik saya, orang ini sesama NasDem," lanjutnya.
Setelah kasus ini mencuat, semua mata seakan tertuju pada Sugeng, sehingga informasi mengenai dirinya dicari banyak orang.
Lantas seperti apakah sosok Sugeng Suparwoto? Simak ulasannya berikut ini.
Profil Sugeng Suparwoto
Baca Juga: Melongok Rincian Harga 16 Tanah Milik Yasin Limpo: Mentan yang Jadi Tersangka Korupsi?
Mengutip laman Fraksi Nasdem DPR RI, Sugeng Suparwoto diketahui lahir di Purworejo pada 11 April 1962.
Ia baru pertama kali menjadi anggota DPR RI pada periode 2019-2024, mewakili daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah 8 yang meliputi daerah Banyumas dan Cilacap.
Sosoknya berhasil melenggang ke Senayan setelah berhasil memperoleh 55.578 suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Sebelum terjun ke parlemen, Sugeng pernah menjadi Staf Khusus Menteri ATR-BPN bidang media dan energi.
Aktif berorganisasi
Bapak empat anak ini juga dikenal aktif berorganisasi sejak berkuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Pada periode 1986-1988, Sugeng pernah menjadi Ketua Senat UNJ dan Ketua Presidium Badan Koordinasi Mahasiswa Jakarta pada 1988-1990.
Berita Terkait
-
Melongok Rincian Harga 16 Tanah Milik Yasin Limpo: Mentan yang Jadi Tersangka Korupsi?
-
DPR RI Minta 80 Kursi Pesawat Kelas Bisnis ke Garuda untuk Berangkat Haji, Netizen Ramai Menyindir
-
Blak-blakan, NasDem Pernah 'Pilih' Ganjar tapi Berujung Pahit, Kini Malah Calonkan Anies
-
Melanie Subono Sindir DPR yang Minta Kursi Bisnis untuk Berangkat Haji: Gini Banget Ya
-
Kang Dedi Ngedate Lagi dengan Teteh Yani di Warung Padang
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional