Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko kini menjadi perbincangan setelah mengunjungi kediaman Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Langkah Budiman tersebut pun memicu polemik mengingat dua tokoh tersebut berasal dari kubu yang berbeda dan juga pernah berhadap-hadapan di masa-masa akhir Rezim Orde Baru.
Apalagi saat ini diketahui, PDIP, tempat Budiman bernaung, mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Sementara, Prabowo merupakan capres yang diusulkan Gerindra di Pilpres 2024.
Namun, Budiman rupanya bertemu dan mengunjungi Prabowo pada Selasa malam di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bahkan dalam akun Twitternya, Budiman menuliskan cuitan bernada kiasan. Ia berkata, jika dirinya tidak pandai membaca arah angin sepoi-sepoi. Namun lebih akrab membaca arah badai.
"Saya tak pandai membaca arah angin sepoi-sepoi.. Saya hanya lebih akrab membaca arah badai," tulisnya melalui akun Twitter pribadinya @budimansudjatmiko yang diunggah, Rabu (19/7/2023).
Cuitan yang dilontarkan Budiman usai pertemuannya dengan Prabowo itu menuai respons warganet.
"Oiya benar sekali. Pintar membaca arah badai, untuk mencari perlindungan dan makan," tulis warganet.
Sementara itu, tafsiran tersebut disaut netizen lainnya dengan mempertanyakan badai besar yang dimaksud Budiman.
Baca Juga: Sekjen Gerindra Tegaskan Pertemuan Budiman dan Prabowo Bukan untuk Hapus Memori 1998
"Apakah artinya ada badai besar dalam gerakan Pak Prabowo sehingga anda harus turun tangan langsung memadamkannya?" tulis akun lain.
Namun tak jarang yang kemudian menilai jika hal yang dilakukan Budiman terlampau kontras mengingat masa lalunya pernah bertentangan dengan Prabowo.
"Tapi nggak sekontras ini juga Man, kau korban dari orba (Orde baru), pernah dipenjara karena orba, sekarang lu merapat ke orang yang notabennya orangnya orba. Tapi nggak apa Man, kau kan manusia juga butuh duit dan posisi. Kami jadi tau 98 hanya Aidian Napitulu yang bagus," tulis akun lainnya.
Sebagai informasi, Budiman Sudjatmiko merupakan aktivis yang tergabung dalam gerakan reformasi menentang kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto.
Pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini kemudian dituduh sebagai pemicu aksi kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli di Jakarta.
Atas tuduhan tersebut, Budiman divonis 13 tahun penjara. Namun mendapat amnesti dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi 3,5 tahun penjara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?