Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, secara terang-terangan mengaku bakal menentang figur yang tak merepresentasikan perubahan coba-coba menjadi bakal calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.
Pernyataan Jansen itu menyusul Yenny Wahid yang mempunyai kans menjadi cawapres Anies. Ia menilai jika Yenny tak cocok jadi cawspres dalam Koalisi Perubahan lantaran tak merepresentasikan perubahan itu sendiri.
Hal itu disampaikan Jansen menjawab sejumlah pertanyaan awak media mengenai peluang Yenny Wahid menjadi cawapres Anies. Ia sampaikan melalui cuitannya di twitter @jansen_jsp, Kamis (10/8/2023).
Menurutnya, Yenny masih merupakan tokoh status quo atau bagian dari rezim pemerintahan saat ini.
"Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Dimana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya. Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh “status quo” atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," kata Jansen.
Untuk itu, kata dia, apa yang dirinya sampaikan tersebut semua demi kebaikan bersama.
Ia menilai sebaiknya yang kekinian masih bagian dari rezim sebaiknya mengusung keberlanjutan.
Di sisi lain, Jansen mengatakan pihaknya menyadari banyak yang ingin mengisi kekosongan kursi cawapres Anies dalam Koalisi Perubahan. Apalagi, kata dia, koalisi tersebut tinggal berlayar lantaran sudah memenuhi ambang batas pencalonan 20 persen.
"Dapat saya pahami, karena yang jadi perhatian saat ini adalah soal pengisian posisi Cawapres — karena tinggal ini yang kosong dan koalisi perubahan ini juga sudah cukup syarat berlayar 20 porsen — tentulah banyak peminat dari luar sana yang merasa dirinya pantas dan ingin mengisi posisi itu," tuturnya.
Jansen mengingatkan jika ada figur yang seperti ia sebutkan sebaiknya mencari koalisi lain saja atau menjadi cawapres di tempat lain.
"Jadi bagi para peminat, jika diri anda selama ini tidak merepresentasikan perubahan — apalagi jadi bagian dan ikut menikmati rezim ini — saya pribadi berharap anda cari koalisi lain saja jika mau jadi Cawapres," ujarnya.
Ia pun menegaskan, akan menentang keras jika figur yang tak merepresentasikan perubahan dipaksakan menjadi cawapres Anies. Menurutnya, penentangan itu akan disampaikan minimal di internal partainya sendiri.
"Saya pribadi akan menentang anda, minimal di rapat-rapat di partai saya Demokrat yang adalah pemegang 9,3 % (porsen) dalam koalisi perubahan ini. Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya. Penting saya akan bersuara menentang dan menolak anda yang tidak merepresentasikan perubahan namun ingin jadi Cawapres di koalisi ini," pungkasnya.
Siap Jadi Cawapres
Yenny mengaku siap apabila ditunjuk menjadi calon wakil presiden. Tetapi putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini tidak menegaskan siap untuk menjadi cawapres siapa.
Berita Terkait
-
Wasekjen Demokrat Sebut Yenny Wahid Tak Cocok Jadi Cawapres Anies: Cocoknya Di Koalisi Lain
-
Analis Sebut Demokrat Cukup Rasional Pindah Koalisi Dukung Prabowo jika Anies Gagal Melenggang di Pilpres 2024
-
Putra Sulung Jokowi, Gibran Didorong Jadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2024
-
Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah Erbe Minta Maaf, Warganet: Jangan Dipilih Lagi, Tandai Nama dan Partainya
-
Kata Gerindra Soal Peluang Yenny Wahid Jadi Cawapres Prabowo
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana