Suara.com - Suara pesawat yang berakrobatik di langit Istana Merdeka, Jakarta terlihat dari tempat Faisol (52) duduk. Dia menengadah memperhatikan pesawat di sela-sela permainan caturnya bersama tukang parkir sepeda motor Lapangan Banteng.
Dia tampak tak terlalu tertarik dengan hajatan besar yang digelar di Istana Merdeka, sekitar 700 meter dari tempatnya. Sebab, merdeka bagi Faisol bukan tentang kebebasan dari penjajah sebagaimana yang saat ini dirayakan sebagian masyarakat Indonesia.
Pedagang makanan khas Betawi, kerak telor itu menilai kemerdekaan di Indonesia belum benar-benar didapatkan oleh seluruh masyarakat setelah 78 tahun Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
"Bukan merdeka dari penjajah, ini saja kita enggak merdeka, masih dikejar-kejar trantib (Satpol PP). Padahal hari kemerdekaan, masa kita enggak boleh dagang malah kejar-kejaran," kata Faisol kepada Suara.com di depan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023).
Dia bersama pedagang lainnya harus menjajakan makanan dan minuman di trotoar lantaran tidak ada lapak yang tersedia bagi pedagang setempat.
Menurut Faisol, pemerintah tidak memberi perhatian bagi para berdagang kecil yang layak dan aman sehingga tidak menjadi 'bulan-bulanan' Satpol PP.
Justru, Faisol mempersoalkan pengelola Lapangan Banteng yang dinilai memonopoli usaha. Pasalnya, dia dan sejumlahh pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan di Lapangan Banteng tidak bisa mengikuti event-event yang kerap digelar di taman tersebut.
"Besok mau ada pameran flora fauna kan ngomongnya UMKM-UMKM, itu bohong semua. Jadi, pesertanya punya event organizer-nya," ujar Faisol.
Bahkan, kata dia, umumnya event digelar di Lapangan Banteng dengan larangan membawa makanan dan minuman dari luar. Dengan begitu, kerak telor yang dijajakinya di lokasi tidak bisa dibawa pengunjung masuk ke dalam kawasan pameran.
Baca Juga: Bertemu di Istana Merdeka, Yenny Wahid dan Prabowo Atur Pertemuan Khusus
"Yang penting mereka bikin fotonya untuk UMKM buat laporan, padahal itu bohong semua," ucap Faisol.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pedagang yang ingin berjualan di dalam Lapangan Banteng diharuskan membayar uang sebesar Rp 3 juta per bulan.
Faisol menjelaskan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang seharusnya disediakan tempat ialah UMKM yang telah menjalani pembinaan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia mengaku pernah menjalani program pembinaan untuk pelaku usaha.
"Itu orang-orangnya dia. Orang-orang EO. Jadi, bukan UMKM sebenarnya yang binaan Pemda, enggak ada, bohong semua," ucapnya kesal.
Pada kesempatan yang sama, Faisol mengatakan pedagang UMKM yang belum dibina seharusnya diarahkan untuk menjalani program pembinaan, bukan dibiarkan dan ditertibkan.
"Dibina, jangan dibinasakan dong, katanya merdeka," keluhnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba Sepanjang 2025, DPR Minta Polri Waspadai Peningkatan Akhir Tahun
-
Dinilai Bebani Petani Kecil, SPKS Minta Pemerintah Tinjau PP 45 Tahun 2025
-
Gus Najih: Rakyat Dukung Polri Sikat Bandar, Hukum Mati Pengedar Narkoba!
-
KA Purwojaya Anjlok, 8 Perjalanan Kereta Dibatalkan, Cek Rute dan Info Refund di Sini
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
-
Akhir Penantian Panjang, Warga Murung Raya Kini Resmi Nikmati Terang Listrik PLN
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN