Suara.com - Pemerintah DKI Jakarta kini mulai mengerahkan Polda Metro Jaya untuk melakukan semprot jalanan demi kurangi dampak polusi udara.
Alih-alih diterima dengan positif dari masyarakat, langkah tersebut menjadi polemik, meski telah tertuang dalam instruksi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada wilayah Jabodetabek.
Publik menyayangkan akan langkah pemerintah untuk menerjunkan beberapa mobil polisi untuk menyemprot air dengan water cannon lantaran dinilai kurang efektif.
Publik: Bukannya malah menambah polusi?
Publik kini berbondong-bondong mengeluarkan kritik terhadap kebijakan itu melalui media sosial.
Warganet Twitter menilai bahwa tindakan tersebut justru menambah polusi. Ia juga menyertakan hasil dari penelitian Multidisciplinary Digital Publishing Institute yang menyatakan bahwa penyemprotan jalan justru menambah tingkat polusi.
"Tapi artikel penelitian berkata beda, tertulis nyemprot2 begini justru meningkatkan polusi, bukan mengurangi. Gimana yak?," cuit seorang pengguna Twitter.
Pengguna lainnya juga menyayangkan mengapa tak dilakukan riset mendalam terkait kebijakan itu.
"Apa sebelumnya research dulu? Atau memang tidak ada tim research nya? Ide seperti ini kenapa dieksekusi," cuit warganet lainnya.
Baca Juga: Uji Coba Tilang Uji Emisi di Jakarta Digelar Besok, Ini 5 Lokasinya
Ada warganet yang bahkan sampai menilai tindakan tersebut sia-sia dan seharusnya diserahkan kepada ahlinya saja.
"Yang lebih buruk dari kegiatan yang sia-sia adalah kegiatan yang alih-alih mengatasi, malah memperparah. Sebaiknya memang serahkan pada ahlinya saja agar dilakukan tindakan-tindakan yang berbasis ilmiah," sindir warganet.
"Disemprot air tapi kendaraan water canon nya sendiri berbahan bakar fosil," komentar warganet.
"Bagai menggarami air laut Pak," imbuh yang lain.
Dokter paru layangkan kritik
Tak hanya masyarakat umum, dokter juga turut hadir mengkritik kebijakan tersebut. Salah satu kritik dilayangkan oleh dokter spesialis paru Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K).
Berita Terkait
-
Uji Coba Tilang Uji Emisi di Jakarta Digelar Besok, Ini 5 Lokasinya
-
Anies Singgung Soal Polusi Udara Jakarta Saat Jadi Pembicara Kebudayaan di TIM
-
Buntut Polusi Kian Mengkhawatirkan, Mona Ratuliu Batasi Anak-anaknya Bermain di Luar Ruangan
-
Polisi Siram Jalan Untuk Kurangi Polusi Udara Jakarta, Dokter Peneliti: Tidak Ada Gunanya!
-
Komnas HAM Ungkap Kredit Motor Mudah Jadi Pemicu Polusi Udara di Jakarta
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
Terkini
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang
-
Adies Kadir Mulai Aktif Lagi, Puan Bilang DPR Tak Perlu 'Woro-woro'
-
Kalibata Terendam Setengah Meter, Warga Terjebak, Anak Sekolah Terpaksa 'Nyeker' Terjang Banjir
-
Dongkrak Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Perbanyak Gelar Forum Bisnis
-
Plot Twist Kasus Curanmor Cengkareng: Dituduh Maling Gegara Baju, 6 Pria Malah Positif Sabu