Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk periode 2011-2014 Dahlan Iskan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dahlan Iskan tiba di Gedung Merah Putih KPK pada Kamis (14/9/2023) untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina.
Pada saat ditanya terkait dengan agenda pemeriksaan, Dahlan Iskan mengaku tidak mengerti. Ia justru menyapa satu per satu awak media yang menghampirinya dengan melempar senyuman. Dahlan Iskan pun bergegas meninggalkan wartawan dan masuk ke lobi gedung KPK.
Lantas, seperti apakah profil Dahlan Iskan? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Profil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan lahir di Magetan, Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus 1951 bertepatan dengan hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-6. Sebenarnya, angka tersebut bukanlah murni tanggal lahir asli Dahlan Iskan. Ia diberikan tanggal lahir karena orang tuanya tidak ingat kapan kelahiran Dahlan Iskan.
Suara.com - Masa kecil Dahlan Iskan bisa dikatakan serba kekurangan. Dahlan dibesarkan di lingkungan pedesaan. Bahkan, saking sulitnya Dahlan hanya memiliki satu celana, baju, dan juga sarung.
Dahlan Iskan dikenal dengan sosok gila kerja. Sifatnya itu mengantarkannya sampai menjadi pemilik media di seluruh Indonesia di bawah Jawa Pos Group. Selain itu, ia juga diangkat menjadi menteri BUMN.
Penampilan Dahlan Iskan dinilai sederhana sekelas jabatannya sebagai menteri, dulu. Ia juga tetap menggunakan sepatu ket dengan gaya bicara khas yang ceplas-ceplos.
Pendidikan Dahlan Iskan
Baca Juga: Wakil Ketua KPK Johanis Tanak Bantah Bertemu Tersangka Suap Dadan Tri Yudianto
Dahlan Iskan menempuh pendidikan di SDN Desa Bukur, Jiwan, Madiun. Ia lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Pesantren Saibul Muttaqin dan Madrasah Aliyah Pesantren Sabibul Muttaqin di Magetan.
Dahlan sempat berkuliah di Fakultas Tarbiah IAIN Sunan Ampel Cabang, Samarinda tetapi tidak selesai. Kemudian, Dahlan mengawali kariernya sebagai seorang reporter surat kabar selama satu tahun di Samarinda, Kalimantan Timur. Satu tahun kemudian, ia menjadi wartawan di Majalah Tempo.
Perjalanan Karier
Kariernya semakin melejit hingga pada tahun 1982, ia memimpin surat kabar Jawa Pos. Pada era kepemimpinannya, Jawa Pos yang sebelumnya hampir mati akhirnya kembali mendapatkan sinarnya.
Selang 5 tahun, berdiri Jawa Pos News Network atau yang lebih dikenal dengan JPNN yang merupakan salah satu jaringan surat kabar terbesar yang ada di Indonesia.
Pada tahun 1997, ia mendirikan gedung Graha Pena di Surabaya dan Jakarta. Kemudian, di tahun 2002 ia mendirikan TV Lokal bernama JTV di Surabaya, Batam TV, dan Riau TV.
Pada 2007, Dahlan harus menghadapi operasi transplantasi hati karena ia mengidap penyakit. Ia pun mendapatkan donor dari seorang pemuda asal Tionghoa yang saat itu berusia 21 tahun.
Dua tahun berselang, Dahlan menduduki kursi komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang membuat Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Surabaya dan Hong Kong dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Pada tahun yang sama, Dahlan diamanahkan untuk memimpin PLN sebagai Direktur Utama menggantikan Fahmi Mochtar.
Pada 17 Oktober 2011, ia kemudian dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dahlan Iskan sempat digadang-gadang untuk maju dalam Pilpres 2014 pada akhir masa jabatannya. Ia juga ikut penjaringan capres melalui Konvensi Capres yang digelar Partai Demokrat. Namun, hasil konvensi tersebut tidak jadi diikutsertakan karena suara tingkat keterpilihan para calon konvensi dianggap kurang meyakinkan.
Dahlan sempat menjadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan dan pembangunan 21 Gardu Listrik di Unit Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN Persero Tahun Anggaran 2011-2013, tetapi sangkaan tersebut tidak terbukti dan ia bebas dari tuduhan pada bulan Agustus 2015.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak Bantah Bertemu Tersangka Suap Dadan Tri Yudianto
-
Rumah Dinasnya Digeledah KPK, Bupati Lamongan Buka Suara
-
2,5 Kg Emas Milik Mantan Rektor Unila Karomani Dilelang KPK
-
Soroti Dugaan Tahanan Temui Pimpinan KPK, Pukat UGM: Tak Cuma Pelanggaran Etik tapi Pidana
-
Tiba d Gedung KPK, Dahlan Iskan Sapa Wartawan Sebelum Diperiksa
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?