Suara.com - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan tiga variabel yang menyebabkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di bawah rivalnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Menurut Ujang, tiga hal tersebut tidak menguntungkan Anies-Cak Imin dalam konteks suara warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur.
Persoalan pertama, ialah sikap PBNU yang menjaga jarak dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Cak Imin.
"Itu juga menjadi problem tersendiri bagi pasangan Anies-Cak Imin karena struktural PBNU secara umum tidak mau ditarik-tarik ke wilayah politik, apalagi mendukung PKB," kata Ujang kepada Suara.com, Sabtu (16/9/2023).
Hal lain yang dinilai merugikan elektabilitas pasangan Anies-Cak Imin ialah sikap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang terkesan berlawanan dengan mereka.
Terlebih, Gus Yaqut sempat melontarkan gurauan soal memilih 'Amin' adalah bidah dalam acara Pembukaan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/9).
"Karena Menag juga berbeda dengan Anies dan Cak Imin, maka tidak menguntungkan di wilayah Jawa Timur," ujar Ujang.
Persoalan lainnya ialah perbedaan Cak Imin dengan warga NU Gusdurian, termasuk putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Yenny Wahid.
"Pasukan Gus Dur ya Gusdurian di bawah Yenny Wahid juga tidak menguntungkan Anies dan Cak Imin," ucap Ujang.
Baca Juga: PKS Resmi Dukung Duet Anies-Cak Imin, NasDem: Tak Ada Bagi-bagi Kekuasaan
"Tiga variabel tadi paling tidak, bisa menjawab bagaimana elektabilitas Anies dan Cak Imin masih tetap di bawah Prabowo dan Ganjar walaupun sudah punya pasangan," terangnya.
Survei Elektabilitas Bacapres
Perlu diketahui, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru saja merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden setelah Cak Imin dideklarasikan menjadi bakal calon wakil presiden untuk Anies.
Menjadi yang paling pertama deklarasi, ternyata pasangan Amin belum bisa meningkatkan elektabilitasnya dibandingkan pasangan capres-cawapres lainnya.
Dalam hasil survei terlihat elektabilitas Anies dan Cak Imin hanya mencapai 16,5 persen. Sementara untuk simulasi pasangan Prabowo Subianto dan Erick Thohir memperoleh elektabilitas 31,7 persen.
Untuk simulasi pasangan Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil mendapatkan elektabilitas 35,4 persen. Sebanyak 16,4 persen responden pada survei ini memilih belum menjawab.
“Tentu saja pasangan Ganjar maupun Prabowo bisa berubah, tapi setidaknya pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan relatif stabil,” kata pendiri SMRC, Saiful Mujani dalam keterangannya dikutip Jumat (15/9).
Pada survei individual, Anies memperoleh elektabilitas 20 persen. Ketika dipasangkan dengan Cak Imin, suara Anies tidak tampak ada kenaikan.
Saiful lantas menjelaskan bahwa selama ini Anies didukung oleh NasDem, PKS serta Demokrat yang sudah ke luar. Dari dukungan tiga partai itu, Anies mengantongi suara sekitar 20 persen.
Oleh sebab itu menurutnya, jika suara Anies dan Cak Imin pada survei hanya sekitar 16 persen, maka kemungkinan ada kekuatan suara yang disumbangkan oleh dua partai yakni PKB dengan NasDem atau NasDem dengan PKS.
“Kalau menurun, saya tidak bisa bilang begitu. Tapi setidak-tidaknya (data ini menunjukkan) tidak meningkat. Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin. Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat paska deklarasi belum terjadi," jelasnya.
Survei dilakukan pada 5-8 September 2023. Survei dilakukan kepada responden yang merepresentasikan 80 persen pemilih melalui sambungan telepon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu