Suara.com - Kondisi Pasar Tanah Abang, yang kian memprihatinkan akibat sepinya pembeli turut berimbas kepada penghasilan para porter atau kuli panggul yang biasa mangkal di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu.
Emen (46), salah seorang kuli panggul di Pasar Tanah Abang, sedang sibuk mengobrol dengan rekan seprofesinya, saat Jurnalis Suara.com menghampirinya.
Emen mulai bercerita, jika ia sudah berprofesi sebagai porter selama 20 tahun, semenjak adanya pusat perbelanjaan Blok A. Saat itu, kehidupan porter bisa dibilang layak lantaran dalam sehari, bisa meraup cuan Rp200-500 ribu.
“Kalau sekarang buat nyari duit Rp50-100 ribu sehari aja susah,” keluh Emen kepada Suara.com, di parkiran lantai 5 Blok A, Pasar Tanah Abang, Kamis (21/9/2023).
Sejak pagi tadi hingga siang hari, ia baru mendapat dua kali orderan mengangkat karung dengan upah senilai Rp30 ribu.
"Ini dari pagi aja baru Rp30 ribu, terus dipakai buat makan Rp10 ribu. Jadi sekarang tinggal Rp20 ribu,” kata Emen.
Emen yang merupakan warga Bogor ini masih merasa beruntung. Lantaran untuk bisa ke Tanah Abang, tidak banyak mengeluarkan ongkos.
Ia hanya tinggal naik kereta listrik (KRL) dengan tarif yang masih terjangkau.
"Saya cuma sekali naik KRL," kata Emen.
Baca Juga: Sekilas Sejarah Pasar Tanah Abang, Dibangun Pejabat VOC, Apakah Akan Terus Sepi?
Ia membandingkan dengan rekan seprofesinya, sesama porter yang tinggal di wilayah Kresek Tangerang. Lantaran mereka untuk bisa ke Tanah Abang, harus menyewa mobil, dengan tarif Rp 25ribu dalam sekali jalan.
"Kadang kalau mereka udah sampai sini tapi gak dapet kerjaan, atau dapet kerjaan hanya cukup buat makan, mereka nginap. Tidur di pinggiran toko,” jelas Eme.
Emen juga mengaku, banyak dari rekannya sesama porter yang beralih pekerjaan lantaran sudah tidak sanggup bertahan dengan kondisi pasar.
"Yang jadi kuli bangunan banyak, yang dagang di kampung juga banyak,” ucapnya.
Emen, yang mengaku telah memiliki 2 orang anak ini, bertahan menghadapi hal ini dengan mengandalkan dari hasil keuntungan warung kelontong yang kelola istrinya.
“Istri untung ngerti, kalo lagi rame kan kita kadang ngasih lebih,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera