Suara.com - Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Silmy Karim, dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia tidak menjadi tujuan pelarian bagi pelaku kejahatan dari negara lain.
Silmy Karim menekankan bahwa jika terdapat permintaan dari negara lain untuk mencari warga negaranya yang terlibat dalam kejahatan, hal tersebut akan segera direspons dengan tindakan yang tepat.
Silmy menegaskan pihaknya menjadikan pencarian warga negara asing (WNA) yang tersangkut kasus pidana itu sebagai indikator kinerja utama (KPI) di Ditjen Imigrasi Kemenkumham. Hal itu diterapkan di Direktorat Intelijen Keimigrasian dan Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian.
"Ini yang kami bebankan kepada mereka," kata dia, dikutip dari Antara pada Rabu (4/10/2023).
Sehingga, proses penangkapan terhadap Warga Negara Asing (WNA) yang merupakan pelaku kejahatan dan melarikan diri ke Indonesia berjalan lancar.
Imigrasi juga telah berhasil menangkap sejumlah WNA yang terlibat dalam kasus kriminal dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dari China. Termasuk dalam kasus dua pelaku pembunuhan berinisial WJ dan WC (41) yang telah masuk dalam DPO sejak tahun 2004, serta seorang WNA berinisial CX yang terlibat dalam kasus pembunuhan dan telah masuk dalam DPO selama 17 tahun.
Di samping itu, terdapat pula beberapa pelaku kejahatan ekonomi, seperti WQ yang telah masuk dalam DPO selama tujuh tahun, dengan inisial DW dan LX yang masuk dalam DPO selama delapan tahun, bersama dengan pelaku kejahatan lainnya seperti TJ. Terdapat juga pelaku kejahatan terkait ekspor dan impor dengan inisial WL.
"Seluruhnya merupakan permintaan dari negara yang bersangkutan; ada informasi dan langsung kami tindaklanjuti," kata Silmy.
Kinerja Ditjen Imigrasi Kemenkumham itu dapat membuktikan Indonesia semakin baik dalam pelayanan kerja sama dan hubungan antarnegara.
Baca Juga: Imigrasi Denpasar Gandeng Polisi Buru Bule Telanjang di Pura
"Ini baik untuk image Indonesia di dunia internasional," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
20 Tahun Buron Kasus Pembunuhan, 2 WN China Dicokok saat Asyik Makan Malam di Restoran Pluit Jakut
-
Mentan SYL Tinggalkan Indonesia Pakai Paspor Diplomatik, Kemenkumham: Tak Ada Permintaan Cegah dari KPK
-
Profil Eddy Tansil, Buronan Koruptor Paling Lama di Indonesia
-
SYL 'Hilang' di Luar Negeri, Dirjen Imigrasi: Seharusnya Sampai di Indonesia Tanggal 1 Oktober
-
Imigrasi Denpasar Gandeng Polisi Buru Bule Telanjang di Pura
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Rizky Kabah Tak Berkutik di Kamar Kos, Detik-detik Penangkapan TikTokers Penghina Suku Dayak!
-
Sidang Praperadilan: Nadiem Makarim Masih Dibantarkan, Orang Tua Setia Hadir di Ruang Sidang
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Korban Jiwa Bertambah Jadi 9 Orang
-
Menteri Haji dan Umrah Datangi KPK di Tengah Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji, Bahas Apa?
-
Mengulik Pendidikan Gibran: MDIS Tak Keluarkan Ijazah, Hanya Jalankan Kurikulum Universitas Asing
-
Bendera Merah Putih Robek di Puncak Monas Saat Gladi HUT TNI, Kapuspen: Bahan Kain Kurang Bagus
-
TNI Jelaskan soal Bendera Merah Putih Robek saat Gladi HUT TNI di Monas, Apa Katanya?
-
Rocky Gerung: Isu Ijazah Palsu Jokowi Akan Terus Dibahas Sampai 2029
-
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 11 Orang, 54 Lainnya Masih Dicari
-
Sebut Tak Ada Lagi Tanda Kehidupan di Reruntuhan Musala Al Khoziny, Tim SAR Beralih ke Alat Berat