Suara.com - Cara penulisan soal segala bentuk yang membahas topik atau masalah serta dicoba untuk diulik membuat agar dicarikan solusinya disebut, jurnalisme konstruktif. Bukan cuma terkenti mengupas akar masalahnya, melainkan mencari penyebab dan tidak menyalahkan.
Apabila jurnalisme positif cuma memberikan hal yang baik, maka di jurnalisme konstruktif, pemberitaan sebuah masalah tetap dengan framing yang mengarah ke solusi
Devi Asmarani selaku Editor in Chief of Magdalena membahas jurnalisme konstruktif dalam Local Media Summit (LMS) 2023 yang berlangsung di Ballroom, Hotel Aryaduta, Rabu (11/10/2023).
Dia mengatakan, kompetisi media semakin hari semakin berat. Jenis berita pun banyak.
"Dan all the time. Berita semakin banyak dan (update) berlaku 24 jam. Headline makin tajam, platform juga, kita harus main di SEO," katanya, dikutip Kamis (12/10/2023).
Dia menyatakan, persaingann media bukan lagi dengan media lain. Tapi dengan konten creator juga terjadi.
Pada saat yang sama, katanya, media bisnis modelnya jadi terkonstruksi. Dia mengklaim, masalah seperti itu terjadi di beberapa media.
"Kita tahu bahwa, media-media besar itu banyak sekali masalah seperti itu. Kita semua di sini memang bukan untuk kaya, kita ingin melakukan sesuatu yang berdampak, nah itu, digital distruction," terangnya.
Kemudian, pada saat yang sama, menurutnya, kemunculan platform-platform digital membuat informasi hampir menjadi satu rasi. Masyarakat terpapar akan apa yang mereka pilih sendiri dan membuat penurunan kepercayaan kepada media.
Baca Juga: LMS 2023, Perusahaan Media Didorong Segera Go Publik di Bursa Saham
Dampaknya, masyarakat tak melihat sebuah kejadian secara keseluruhan. Tapi. melihat dari perspektif masing-masing saat membaca berita.
"Sangat sedih, orang sekarang baca breaking news bukan dari berita atau media berita, tapi dari TikTok. Dan bukan media berita TikTok, tapi video yang sudah di stitch," jelasnya.
Dia menegaskan, konstruktif jurnalisme itu sebuah pendekatan terhadap jurnalisme itu sendiri. Tujuannya, tetap kritis, objektif dan berimbang.
Jurnalisme konstruktif tak hanya berfokus terhadap masalah. Melainkan, peran jurnalisme berorientasi ke depan.
"Bukan sekedar what now, tapi bagaimana (nanti). Jurnalisme konstruktif juga memberikan dampak positif kepada pembacanya," imbuhnya.
Yuni Pulungan selaku Program Manager SEJUK juga memberikan tanggapan. Sejak 2008, bersama jurnalis dan teman-teman komunitas rentan membangun narasi di media.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Detik-detik Api Kebakaran Lalap Basement Pesantren Mawaddah, 9 Unit Damkar Tiba Dalam 7 Menit
-
Bareskrim Temukan Alat Berat dan Lahan Ilegal: Kasus Pembalakan Liar di Sumut Naik Penyidikan
-
Kebakaran Kantor Terra Drone Sebabkan 22 Orang Tewas, Komisi III DPR Desak Polisi Usut Tuntas
-
Pemulihan Bertahap RSUD Muda Sedia: Kapan Layanan Operasi dan Rawat Jalan Kembali Normal?
-
Mantan Kapolri Da'i Bachtiar Usul Pemilihan Kapolri Tak Perlu Persetujuan DPR
-
Polisi Periksa Manajemen Terra Drone Terkait Kebakaran Maut di Kemayoran
-
Tinjau Lokasi Kebakaran di Kemayoran, Mendagri Evaluasi Kelayakan Bangunan
-
Upaya Redakan Konflik Internal, Bertemu Gus Yahya jadi Prioritas PBNU Kubu Zulfa?
-
Proyek Kereta Cepat Arab Saudi-Qatar Siap Hubungkan Dua Ibu Kota
-
Hasil Rapat Evaluasi Merekomendasikan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Bencana di Sumut