Suara.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani mengatakan rapat pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan tetap diselenggarakan di Grand Cempaka, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ini dikatakan Rany setelah ada permintaan untuk mengevaluasi lokasi yang terlalu jauh usai wafatnya Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono.
Rany mengatakan terdapat sejumlah keunggulan menggelar rapat di Puncak ketimbang di gedung DPRD DKI di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Salah satunya adalah ruangan luas yang dapat menampung peserta rapat dari pihak legislatif dan yudikatif.
"Kenapa pilih di Puncak karena kita butuh tempat rapat yang besarnya mumpuni sesuai dengan banyaknya mitra masing-masing komisi," ujar Rany saat dikonfirmasi, Senin (16/10/2023).
Menurut Rany, gedung DPRD DKI tak bisa menampung seluruh peserta rapat ketika seluruh komisi menggelar rapat anggaran secara bersamaan.
"Kita bisa lihat ketika rapat dilaksanakan serentak seluruh komisi beserta mitra, butuh space yang besar karena di DPRD tidak cukup," tuturnya.
DPRD DKI kata Rany, bakal tetap memutuskan untuk menggelar rapat di Puncak seperti yang sudah diselenggarakan beberapa tahun terakhir. Lagipula, Grand Cempaka juga merupakan aset milik Pemprov DKI yang memberikan pendapatan pada pengelola, yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jaktour.
"Ya mau bagaimana lagi. Karena butuh space tadi," ucapnya.
"Bisa juga (karena income Jaktour). Pilih di sana karena menggunakan fasilitas Pemprov sendiri juga kan bentuknya support," katanya menambahkan.
Politisi Gerindra itu juga menyebut di Grand Cempaka tersedia kamar bagi para anggota dewan agar bisa beristirahat jika memang kelelahan. Ia mengakui memang saat ini kerja DPRD cukup berat karena sudah masuk tahun politik.
Baca Juga: PDIP Ungkap Penyebab Wafatnya Gembong Warsono: Kelelahan Rapat DPRD Di Puncak
"Di sana juga masing-masing kita disiapkan tempat untuk istirahat sejenak bila lelah bahkan kalau perlu menginap pun bisa mengingat terkadang rapat baru selesai tengah malam atau dini hari," kata Rany.
Selain itu, Rany menyebut tiap anggota dewan perlu menjaga kesehatan selama pembahasan berlangsung. Jika memang kelelahan, maka jangan dipaksakan untuk melanjutkan ikut rapat.
"Kan sebaiknya kita harus bisa mengatur pola kesehatan kita pribadi, bila lelah ya ambil break sejenak, jadi kepergian almarhum enggak bisa juga menyalahkan agenda rapat di Puncak," pungkasnya.
Beda dengan PDIP
Sebelumnta, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI, Rasyidi meminta agar kegiatan rapat pembahasan APBD yang belakangan ini selalu dilakukan di Grand Cempaka Resort, Puncak, Bogor, Jawa Barat dievaluasi. Sebab, agenda ini kerap membuat para anggota dewan dan peserta rapat kelelahan.
Kegiatan ini pun dianggapnya sebagai salah satu faktor serangan jantung berujung kematian Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono.
Menurut Rasyidi, selain pembahasan yang berat, kegiatan rapat di Puncak ini juga membuat kelelahan karena jarak jauh yang harus ditempuh.
"Jadi menurut saya perlu dievaluasi lagi kalau Rapat Banggar di Grand Cempaka itu, tadi saya sudah sampaikan ke Pak Sekwan supaya tolong dievaluasi lagi karena kita pertama di sana itu bolak balik, akibat bolak balik itu," ujar Rasyidi saat dihubungi, Minggu (15/10/2023).
Kebanyakan anggota dewan kata dia, juga sudah tak memiliki fisik kuat karena cukup berumur. Ditambah lagi, fasilitas menginap yang disediakan kebanyakan tak digunakan karena alasan kenyamanan.
Diberitakan sebelumnya, Gembong meninggal dunia pada Sabtu (14/10/2023) pukul 01.32 WIB di RSUP Pertamina. Politikus PDIP itu diduga meninggal setelah mengalami serangan jantung.
Tag
Berita Terkait
-
Tak Terima Rapat di Puncak Disebut Faktor Wafatnya Gembong, Pimpinan DPRD DKI: Ada-ada Saja Deh
-
Dianggap Jadi Faktor Meninggalnya Gembong Warsono, PDIP Minta Rapat APBD Di Puncak Dievaluasi
-
PDIP Ungkap Penyebab Wafatnya Gembong Warsono: Kelelahan Rapat DPRD Di Puncak
-
Politisi PDIP Gembong Warsono Meninggal Dunia Hingga Cawapres Ganjar akan Diumumkan pada Waktunya
-
Terakhir Bertemu Mendiang Gembong Warsono 2 Pekan Lalu, Heru Budi Merasa Kehilangan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Bukan Kaleng-kaleng, Karyawan Kemenkeu Bongkar Sosok Menkeu Baru Purbaya Yudhi
-
Buntut Blunder Viral, Ini 4 Fakta Mundurnya Keponakan Prabowo dari Kursi DPR
-
Kekayaan Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR RI hingga Minta Maaf!
-
Dasco: Pengunduran Diri Rahayu Saraswati Akan Diproses Via Mahkamah Partai
-
Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank: Tersangka Ajukan Diri Jadi JC, Siap Ungkap Keterlibatan TNI?
-
Kekecewaan Sri Mulyani Pasca-Penjarahan Rumah, Mahfud MD: 'Dia Nangis Disamakan dengan Sahroni'
-
Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Divonis 7 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Profil Annas Mustaqim, Calon Hakim Agung yang Kecam KPK Karena Ungkap Tersangka Korupsi
-
Diduga Pengeroyok Driver Ojol yang Tewas di Makassar Ditangkap
-
Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?