Suara.com - Pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meniup trompet untuk siap turun ke medan perang di Pilpres 2024. Hal itu menyusul pernyataan Jokowi terkait presiden-menteri yang boleh kampanye dan memihak di Pilpres dan Pemilu 2024.
"Statement itu menurut saya menunjukkan bahwa dia (Jokowi) sedang meniup trompet, dia sudah bukan lagi di belakang, dia akan maju ke medan perang," kata Arya saat dihubungi, Rabu (24/1/2024).
Menurut Arya, gerak-gerik Jokowi sudah bisa dilihat sejak Oktober 2023 lalu tepatnya ketika momentum pendaftaran capres cawapres. Hingga kemudian muncul nama putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
"Nah itu sebenarnya Jokowi sudah mendeklarasikan diri bahwa dia secara politik itu ikut berkontestasi karena ada nama Gibran di sana. Tidak mungkin tidak seorang bapak tidak mendukung anaknya apalagi mewarisi kebijakan dan legacy-legacy yang dianggap Jokowi perlu diteruskan, ada IKN ada pembangunan-pembangunan food estate dan macam-macam. Nah itu Oktober itu dia deklarasi," paparnya.
"Nah statement di masa kampanye dimana tinggal dua minggu lebih sedikit, itu bukan deklarasi tetapi dia ikut di dalam medan tempur," imbuhnya.
Jokowi dinilai tak lagi berada di belakang yang tidak terlihat oleh para panglima tempur pasukan tempur baik lawan dan kawan. Melainkan sudah memberikan tanda untuk keikutsertaannya di medan perang.
"Kita enggak tahu bentuknya akan seperti apa. Apakah dia akan kampanye, dia akan lebih vulgar, itu persoalan lain," ucapnya.
Pernyatan Jokowi itu, kata Arya mudah saja untuk dipahami. Secara sederhana, Jokowi sedang berpikir keras untuk menghindari skema yang sama ketika ia maju sebagai capres pada 2014 dan 2019 silam.
Ketika itu hanya ada dua pasangan calon yang maju sehingga suara dengan mudah terpecah. Sementara saat ini ada tiga paslon yang berkontestasi.
Baca Juga: Jokowi Bilang Presiden hingga Menteri Boleh Berpihak, Pengamat: Kan Problemnya Abuse of Power
Kondisi tersebut lantas berdampak pada hasil berbagai lembaga survei kredibel yang belum mencatat elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menembus angka 50 persen.
"Nah berdasarkan tren elektabilitas yang belum tembus itu lah, saya pikir Jokowi merasa perlu untuk mendekatkan diri atau menunjukkan dirinya bahwa dia mendukung pasangan yang dia dukung yaitu secara implisit, dia belum deklarasikan, tapi secara implisit Prabowo-Gibran," terangnya.
Jokowi pun akan semakin menunjukkan berbagai kebijakan populer saat ini misal bansos kepada para pemilihnya dulu. Tidak lain agar publik mendukung kebijakannya.
Mengingat popularitas Jokowi sendiri masih cukup tinggi yakni berada di atas 75 persen. Namun sayang, popularitas itu tidak terkonversi ke suara dalam tanda kutip penerusanya yaitu Prabowo-Gibran.
"Sehingga saya pikir Jokowi merasa perlu untuk mendekatkan diri ke pasangan itu. Agar publik paham bahwa mereka itu juga adalah Jokowi. Prabowo-Gibran pun juga adalah Jokowi. Dengan seperti itu harapannya, publik pemilih-pemilih yang puas terhadap Jokowi itu bisa terkonversi pilihan mereka terhadap pasangan capres-cawapres. Nah jadi latar politiknya itu. Tafsir politik dan motif politiknya itu clear," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
'Pasal Jantung' Bermasalah Jadi Alasan UU Tapera Inkonstitusional, Begini Penjelasannya
-
Prabowo Kerahkan TNI-Polri Gebuk 1.000 Tambang Ilegal, Perintahkan Tutup Jalur Mafia Timah di Babel
-
DPRD Susun Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Pramono Anung Kasih Pesan Penting Ini
-
Ibu-ibu di Sumut Lebam Dihajar Sekuriti Toba Pulp Lestari, PDIP Ancam Bentuk Pansus Agraria
-
2 Kelompok Masyarakat Ngadu ke Fraksi PDIP DPR, Keluhkan Kerusakan Lingkungan dan Konflik Tanah
-
Tok! MK Tegaskan Seluruh Pekerja Tak Wajib Bayar Tapera
-
Prabowo Ngamuk Korupsi Triliunan, Tiba-tiba Singgung Gaji Wartawan: Yang Duitnya Banyak Bos Kalian
-
Korsleting Listrik Picu Kebakaran di Taman Sari, 6 Warga Luka dan Ratusan KK Terpaksa Mengungsi
-
Babak Baru Kematian Misterius Diplomat Arya Daru: Keluarga Diduga Diteror, LPSK Siapkan Perlindungan
-
Sepanjang 2025, Pemerintah Konsisten Jaga Tarif Listrik Stabil untuk Lindungi Daya Beli Rakyat