Suara.com - Komisi Nasional Disabilitas (KND) mewanti-wanti penyandang disabilitas harus paham untuk menentukan hak suaranya pada Pemilu 2024. Sebagai warga negara, hak mereka untuk mendapatkan akses pendidikan politik seperti kampanye atau sosialisasi Pemilu harus terpenuhi.
"Sebenarnya dari awal kami sangat berharap, ya, pendidikan politik itu bisa disampaikan. Sehingga mereka tahu, siapa sih yang dia pilih. Jangan sampai mereka tidak paham memilih siapa, sehingga pada waktunya ya sudah coblos saja, mana saja," kata Ketua KND Dante Rigmalia di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Berdasarkan sejumlah informasi yang diterima KND dari daerah, para penyandang mendapatkan hambatan untuk mengakses pelaksanaan kampanye dan sosialiasi pemilu.
"Seperti misalnya, datang ke kami melalui WA dan sebagainya, teman-teman ini bisa mengakses debat presiden, JBI (juru bahasa isyarat)-nya sangat kecil di layar. Dan juga sering kali tertutup oleh tulisan," ujar Dante.
"Seolah-olah kan penyedia layanan publik itu hanya menggugurkan kewajiban, asal ada. Tetapi, tidak mempertimbangkan apakah itu sesuai memadai teman-teman pengguna bahasa isyarat," sambungnya.
Namun dikatakannya, untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri sudah mulai memperhatikan akses bagi penyandang disabilitas.
"Kita lihat sudah banyak sosialisasi yang aksesibel, berusaha untuk meng-aksesibelkan ada bahasa isyarat, caption ada, tulisan di bawahnya, itu upaya-upaya ke arah sana ada," tutur Dante.
Oleh karenanya Dante, waktu yang tersisa jelang Pemilu 14 Februari 2024, dapat dimanfaatkan penyelenggara atau kontestan memberikan pendidikan politik yang dapat diakses penyandang disabilitas.
"Ini adalah momentum untuk semua orang bisa menentukan pilihan. Ya, meskipun ada waktu lah beberapa hari lagi untuk memberikan pendidikan politik kepada penyandang disabilitas. Saya pikir ini bisa dimanfaatkan," katanya.
Baca Juga: Momen Anies Dengar Curhat Nelayan Di Parepare: Kami Tak Butuh Makan Gratis, Kami Butuh Kesetaraan
Berita Terkait
-
Momen Anies Dengar Curhat Nelayan Di Parepare: Kami Tak Butuh Makan Gratis, Kami Butuh Kesetaraan
-
Anak Jenderal Kamerun Bio Paulin Jadi Caleg Gerindra: Mohon Doa dan Dukungannya
-
Benarkah Ahok Sengaja Gabung Kubu Ganjar-Mahfud Untuk Cegah 01 Dan 03 Bersatu?
-
Pesan Surya Paloh Kepada Penyelenggara Pemilu: Kembalilah ke Jalan yang Benar!
-
Momen Penyandang Tunanetra Raba Wajah Ganjar, Langsung Disebut Pemimpin Jujur
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum