Suara.com - Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD ikut menyoroti tambang-tambang ilegal yang ada di DI Yogyakarta. Bahkan tambang yang tak berizin sekalipun harus diberi sanksi tegas dengan mengusir penambangnya.
Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan kiasan mem-buldozer salah satu atau beberapa tambang ilegal. Mengingat penambangan tanpa izin seperti SIUP justru berpotensi merusak lingkungan.
"Tambang ilegal itu kalau IUP-nya dicabut tidak bisa, karena tambang ilegal IUP-nya tidak ada," ujar Mahfud MD dikutip dari program Tabrak Prof di kanal YouTube Metro TV, Rabu (7/2/2024).
"Kalau tambang ilegal itu harus di-buldozer, dibawakan tank gitu. Masa izinnya dicabut, yang dicabut itu kalau yang legal," ujar Mahfud MD.
Baca Juga:
Ahok Bongkar Dalang Pemenjaraan Dirinya, Benarkah Sosok Ini?
Survei LSI Prabowo-Gibran Tertinggi di Jabar, Anak Jokowi Puji Kerja Keras Sosok Ini
Momen Selvi Ananda dan Gibran Jadi Kasir: Tasnya Gak Kurang Besar Tah
Pernyataan Mahfud MD mengacu pada salah satu penanya seorang disabilitas yang membangun usaha tambang di wilayah perbatasan Sleman, DIY dan Klaten, Jawa Tengah. Difabel bernama Bambang Susilo tersebut sangat kesulitan mengurus izin bagi orang-orang seperti dirinya yang ingin berusaha lebih.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Ada Operasi Tekan Rektor, Habiburokhman: Hanya Omon-omon
Di sisi lain kondisi penambangan ilegal di DIY sudah merajalela. Tercatat pada Desember 2023, ada sekitar 26 titik aktivitas penambangan Ilegal.
Jumlah itu tersebar di seluruh DIY, dari data DPUP-ESDM DIY sendiri penambangan ilegal banyak tercatat di Kulon Progo, baik di pinggiran sungai dan di darat.
"Tetap dipantau apakah masih melaksanakan kegiatan atau tidak. Kalau 26 titik sudah disampaikan ke APH (Aparat Penegak Hukum)," ujar Kepala Bidang ESDM DPUP-ESDM DIY, Ika Kurniawati.
Penambangan masih bersolek negatif tak hanya di DIY. Bahkan di wilayah Jateng pun penambangan ilegal juga tak luput dari sorotan warga.
Klaten yang berbatasan dengan DIY pun, kerap terjadi kerusakan lingkungan akibat penambangan ilegal. Imbasnya tentu dirasakan ke masyarakat sekitar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!