Suara.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menduga jika gerakan akademisi yang belakangan mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bagian skenario.
Anies meminta Bahlil Lahadalia untuk fokus sesuai tugasnya mengurus bidang investasi.
"Kalau nggak, semua nanti pada ngurusin Pilpres. Republik ini harus jalan," katanya dalam penggalan video yang dibagikan akun Twitter @Mdy_Asmara1701, Rabu (7/2/2024).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini diketahui berkampanye di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) meminta Bahlil agar fokus mengurus bidang investasi sesuai tugasnya.
"Jadi kalau Menteri Investasi (Bahlil), usul saya, biar konsentrasi saja urusan itu (investasi). Kalau tidak, malah menggambarkan bahwa sebetulnya selama ini ada rekayasa ya," terang Anies.
Dia menyinggung bahwa seseorang terbiasa membuat skenario, maka semuanya dinilai sebagai skenario, begitu juga sebaliknya.
"Tapi bagi yang tidak biasa pakai skenario, ya alami aja," tutur Anies.
Menurutnya, kita tidak bisa melarang orang curiga dan apalagi melarang orang berpikir dengan pikiran apapun.
Gerakan civitas akademika yang menyerukan selamatkan demokrasi Indonesia, kata Anies, merupakan gerakan yang timbul karena merespons situasi yang sedang terjadi.
"Kita tidak bisa ngatur pikiran orang kan. Tapi kalau kita lihat, kemunculan ini kan karena kondisi, dan kondisilah yang menyebabkan kondisi ini terjadi, direspons aja substansinya. Jangan terlalu banyak membahas soal siapa, bergerak di mana, kampus apa, isinya lah yang direspons. Jangan siapanya dan bagaimana," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang juga pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyebut ada pihak yang mendalangi gerakan dan petisi para akademisi di berbagai perguruan tinggi kepada Jokowi.
Bahlil mengklaim sudah paham dengan gerakan yang organik atau bukan lantaran gerakan yang seharusnya dimulai dari mahasiswa tak berhasil, sehingga menyasar guru besar dan akademisi.
Berita Terkait
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Anies Baswedan Bertemu Tiga Bocah Kosong, Ikuti Salam Catheez hingga Dipanggil Abah
-
100 Rumah Tangga Fakfak Dapat Listrik Gratis lewat Program BPBL
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu