Suara.com - Sebanyak 4 orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia jelang Pemilu 2024 yang akan digelar pada Rabu, (14/02/2024).
Dari keempat orang itu, dua orang berasal dari Kabupaten Pidie, Aceh, satu berasal dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur dan satu orang lagi berasal dari Kota Medan.
Dua anggota KPPS meninggal dunia di Pidi yakni Yusrijal, Ketua KPPS Kelurahan/Gampong Mane, bertugas di TPS 8 Kecamatan Mane. Sedangkan satu orang lagi bernama Abdurahman, anggota KPPS Gampong Barieh yang ditugaskan untuk TPS 2 Kecamatan Mutiara.
Kejadian itupun telah dibenarkan oleh Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie Edi Kurniawan.
“Iya benar, dua anggota KPPS meninggal, untuk penyebab pasti meninggalnya kami belum ketahui,” kata Edi, mengutip Antara.
Menurut Edi, petugas yang meninggal dunia ini nantinya digantikan dengan orang lain sesuai penunjukan dari tokoh masyarakat setempat dan harus segera melengkapi berkas persyaratannya.
Sedangkan anggota KPPS meninggal dunia di Kabupaten Magetan bernama Rita Setiyaningsih (41) yang diduga kelelahan setelah mengikuti kegiatan rapat KPPS pada Minggu (11/2). Rita meninggal dunia keesokan harinya, yakni Senin (12/2) sekitar pukul 04.00 WIB.
Ketua PPK Maospati Firman Kun Wardana mengatakan, sebelum meninggal korban diketahui sedang mengikuti sejumlah kegiatan persiapan Pemilu. Tugas Rita menjadi anggota KPPS, menurut Firman, dikerjakan oleh korban setelah pulang bekerja sebagai ASN.
“Pulang kerja itu langsung rapat internal satu TPS. Dia itu punya riwayat hipertensi, mungkin karena waktu itu kelelahan tidak dirasa, tiba-tiba sudah enggak kuat,” ujarnya.
“Beliau juga ASN, kegiatan KPPS dikerjakan setelah pulang kerja atau sambilan,” lanjut Firman.
Adapun petugas KPPS keempat yang meninggal dunia asal Medan bernama Firman. Ia meninggal akibat serangan jantung pada Selasa (13/02).
Firman merupakan Ketua KPPS di tempat pemungutan suara (TPS) 6 Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
"Iya, Ketua KPPS di TPS 6 Kelurahan Babura meninggal dunia karena serangan jantung," kata Ketua KPU Medan Mutia Atiqah, mengutip SuaraSumut.id.
Menurut Mutia, Firman meninggal dunia di rumahnya dan sedang tidak dalam bertugas. Meski demikian, pihaknya akan memperhatikan terkait santunan duka.
"Kita akan perhatikan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Viral Video Bagi-bagi Amplop Bergambar Wajahnya Jelang Hari Pencoblosan, Dasco Gerindra Bakal Seret ke Jalur Hukum
-
Prabowo-Gibran Bakal Nobar Quick Count di Istora Senayan Bersama Ketum Parpol Pengusung
-
Waswas Hasil Quick Count Pemilu 2024 Malah Menyesatkan, Kubu Ganjar: Berbahaya Buat Demokrasi!
-
Biar Enggak Asal Coblos, Kenali Pilihanmu! Ini Cara Cek Caleg DPR, DPD, dan DPRD Pemilu 2024
-
Pengertian dan Perbedaan DPT, DPTb, dan DPK Pemilu 2024
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu