Suara.com - Ramai disebut sebagai kasus bunuh diri atau bundir sekeluarga, pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menyatakan tak sepakat bila kematian empat orang di Apartemen Teluk Intan Tower Topaz, Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024) sebagai bunuh diri atau bundir.
Reza justru menyebut ada unsur pembunuhan dari kasus yang menewaskan empat sekeluarga yang terdiri dari suami, istri dan dua anak itu.
"Tidak sepakat dengan sebutan itu," kata Reza dikutip, Selasa (12/3/2024).
Dia menjelaskan alasannya tidak sepakat apabila kasus itu sebagai bunuh diri sekeluarga. Menurutnya, empat orang yang terjun dari atap apartemen itu baru bisa dikatakan bunuh diri bersama-sama, hanya jika bisa dipastikan bahwa pada masing-masing orang tersebut ada kehendak dan antar mereka ada kesepakatan (konsensual) untuk melakukan perbuatan sedemikian rupa.
Namun, pada kejadian di Apartemen Teluk Intan itu ada dua orang anak. Di mana anggapan bahwa anak-anak berkehendak dan bersepakat, dalam peristiwa semacam ini serta-merta gugur.
”Dalam situasi apa pun, anak-anak secara universal harus dipandang sebagai manusia yang tidak memberikan persetujuannya bagi aksi bunuh diri,” katanya.
Menurut dia, dalam peristiwa di Jakarta Utara, terlepas apakah anak-anak pada peristiwa itu mau atau tidak mau, setuju atau tidak setuju, tetap saja mereka harus diposisikan sebagai orang yang tidak mau dan tidak setuju. Aksi terjun bebas tersebut, dengan demikian, mutlak harus disimpulkan sebagai tindakan yang tidak mengandung konsensual.
”Karena tidak konsensual, anak-anak itu harus disikapi sebagai manusia yang tidak berkehendak dan tidak bersepakat, melainkan dipaksa untuk melakukan aksi ekstrem tersebut,” beber Reza.
”Anak-anak secara otomatis berstatus korban,” sambungnya.
Baca Juga: Misteri Kasus Satu Keluarga Bunuh Diri dari Lantai 22 Apartemen, Tetangga Ungkap Hal Ini
Reza menjelaskan, atas dasar itu, dengan esensi pada keterpaksaan tersebut, anak-anak itu sama sekali tidak bisa dinyatakan melakukan bunuh diri. Sebab, mereka dipaksa melompat sehingga mereka justru korban pembunuhan.
”Pelaku pembunuhannya adalah pihak yang telah memaksa anak-anak tersebut untuk melompat sedemikian rupa,” katanya.
Diketahui, Empat orang yang masih satu keluarga itu tewas diduga bunuh diri dengan cara lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) sore.
Keempat korban itu adalah pria EA (50), perempuan AIL serta dua remaja laki-laki JWA (13) dan remaja wanita JL (16).
Polsek Metro Penjaringan mengatakan keempat jasad korban ditemukan petugas keamanan yang berjaga di lobi apartemen.
Saat itu, petugas mendengar suara benturan keras dan bergegas memeriksa. Usai menemukan korban, petugas langsung melapor ke polisi. Petugas kemudian mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP untuk mengidentifikasi korban.
Berita Terkait
-
Misteri Kasus Satu Keluarga Bunuh Diri dari Lantai 22 Apartemen, Tetangga Ungkap Hal Ini
-
Gerak-gerik Mencurigakan Sekeluarga Sebelum Loncat Di Apartemen Teluk Intan, Ayah Beri Ciuman Terakhir
-
Daftar Pemain Cetak Gol Bunuh Diri di Laga Real Madrid vs Celta Vigo di Liga Spanyol
-
Kronologi dan Dugaan-dugaan di Balik Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Teluk Intan
-
Fakta Baru Caleg yang Jadi Otak Pembunuhan Keji: Ngaku sebagai Manajer Perusahaan Ini
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru