Suara.com - Politisi PDIP Bambang Pacul kembali mengeluarkan pernyataan yang menyorot perhatian. Hadir di acara Total Politik, ia menyebutkan jika Jokowi memang membutuhkan galah (tiang) baru.
Hal ini agar karir politiknya tidak mandek alias berhenti setelah tidak lagi menjabat Presiden. Selama ini, Jokowi memiliki pengalaman politik yang menarik dan berhasil.
Pengalaman politik ini yang kemudian memang harus dipertahankan. Jokowi memulai karir politiknya dari pengusaha mabel yang kemudian menjadi wali kota Solo, Surakarta..
Setelah itu, Jokowi pun berhasil loncat dalam karir politik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tidak berhenti disitu, Jokowi membuktikan jika ia pun berhasil menjadi seorang Presiden.
Baca Juga:
Ucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Gibran Banjir Panggilan 'Mas Wapres'
10 Potret Tempat Tinggal Kurnia Meiga Sekarang yang Sangat Sederhana, Hartanya Habis Buat Berobat
"Pencapaian ini karena Jokowi punya galah/tiang," ujar Bambang Pacul.
Selama ini orang yang dijadikan galah oleh Jokowi ialah Megawati Soekarnoputri. "Pak Jokowi ini dulu melenting dari pengusaha mebel, jadi wali kota Solo, melenting lagi jadi Gubernur DKI, melenting lagi jadi Presiden," ujar Bambang.
Baca Juga: Erina Gudono Dilirik Maju Pilkada, Demokrat Bicara Soal Hak Politik: Jangan Dibatasi
Dia pun berharap agar jangan melupakan jika Megawati ialah sebagai galah.
Setelah menjadi Presiden, Jokowi tentu membutuhkan galah seperti halnya Megawati. "Setelah Presiden mau melenting kemana? Maaf, karena itu butuh galah baru, agar bisa melenting, tapi gak tahu melentingnya ke mana," sambung Bambang Pacul.
Anggota DPR RI ini pun kemudian memuji Megawati yang juga jago ilmu kehidupan. Karena itu Megawati mengingatkan kadernya sebagai petugas partai agar sering-sering berkumpul dengan asal mulanya.
"Karena butuh galah untuk melenting," ucap Bambang Pacul penuh kenyakinan.
Berita Terkait
-
Sering Kritik Jokowi, Bambang Pacul Sebut Rocky Gerung Terlalu Banyak Baca Buku
-
Erina Gudono Dilirik Maju Pilkada, Demokrat Bicara Soal Hak Politik: Jangan Dibatasi
-
Kejutan Baru! Presiden Berhak Pilih Ketua Dewan Kawasan Aglomerasi di RUU DKJ
-
Temani Iriana Jokowi Belanja di Mall, Selvi Ananda Santai Pakai Kaos dan Tas Rp50 Juta Lebih
-
Desakan Prabowo Subianto Ngotot Pada Megawati agar Dukung Jokowi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik