Suara.com - Terlapor kasus dugaan penyekapan yang dilakukan seseorang berinsial H terhadap seorang remaja bernama Muhammad Rafif alias MRR (23), melaporkan balik Rafif atas dugaan penggelapan dan berita bohong.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, terlapor membuat laporan soal narasi kebohongan yang dibangun oleh keluarga Rafif adalah hoaks.
“Penggelapan dan dilaporkan bahwa cerita-cerita si keluarga terlapor itu hoaks. Itu yang dilaporkan kepada kami,” kata Nicolas, di Polda Metro Jaya, Senin (15/7/2024).
Hingga saat ini, polisi masih melakukan pendalaman terhadap terduga pelaku, lantaran saat ini terduga pelaku dan korban menjadi saling lapor.
“Sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan, karena informasi yang berkembang antara terlapor dan pelapor mereka sekarang saling melapor satu sama lain. Yang terlapor melapor pelapor, yang pelapor melaporkan terlapor,” terang Nicolas.
Hingga saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi yang mengetahui tindakan H, yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap Rafif.
“Ya pasti kita akan periksa, tapi harus bertahap. Kita mempertajam dulu keterangan saksi dan alat bukti, baru puncaknya kita memeriksa terlapor,” katanya.
Nicolas mengaku, pihaknya juga telah mengambil rekaman CCTV yang berada di sekitar lokasi terjadinya pengeroyokan hingga dugaan penyekapan.
“Itu sudah dilaksanakan,” katanya.
Saat disinggung adanya dugaan penyekapan, Nicolas mengaku masih menunggu keterangan ahli agar perkara ini menjadi terang benderang.
“Nanti lihat hasil keterangan ahli ya, kita sudah minta fair dan harus keterangan ahli yang menyampaikan kepada kita,” ujar dia.
Kronologi Dugaan Penyekapan
Perkara ini, kata Nicolas, bermula ketika terduga pelaku menyuruh korban untuk menjual mobil miliknya. Namun meski mobil tersebut telah terjual, korban belum memberikan uang hasil penjualan.
Terduga pelaku baru mendapatkan hasil penjualan mobil tersebut sebagian dari hasil jual. Meski demikian, Nicolas tidak merinci nominal uang hasil penjualan mobil tersebut.
“Iya berawal dari penipuan/penggelapan karena dia menyuruh korban untuk menjual mobilnya, ternyata baru diberikan hasil penjualan itu sebagian, sebagian tidak diserahkan. Itu awal mulanya kasus tersebut,” kata Nicolas.
Berita Terkait
-
Ternyata Bukan Cuma Fuji, Elly Sugigi Ungkap Ada Artis Lain yang Juga Jadi Korban Penggelapan Uang
-
Perjalaan Kasus Batara Ageng, Mantan Manajer Fuji yang Gelapkan Uang Capai Rp1,3 Miliar!
-
Kasus Penggelapan Rp 6,9 Miliar, Suami BCL Siap Bawa Bukti Baru saat Diperiksa Polisi Lagi
-
Gak Cuma Sekali, Ini Alasan Polisi Periksa Lagi Suami BCL Selasa Depan
-
Total 41 Pertanyaan, Polisi Cecar Ini ke Tiko Aryawardhana usai Dituduh Mantan Istri Tilap Duit
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Setuju TNI Jaga Kilang, Bahlil Bicara Sabotase dan Potensi Ancaman
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?
-
Heboh Isu Jokowi Resmikan Bandara IMIP, PSI: Ada yang Memanipulasi Fakta
-
Arya Daru 24 Kali Check In Hotel dengan Rekan Kerja, Polisi Didesak Dalami Jejak Vara!
-
DPR Desak Kemenkes Sanksi Tegas 4 RS di Papua yang Tolak Pasien Ibu Hamil
-
Gerindra Luncurkan Layanan Informasi Partai Berbasis AI, Kemenakan Prabowo Singgung Transparansi
-
Buntut Surat Edaran, PBNU Akan Gelar Rapat Pleno Tentukan Nasib Gus Yahya
-
Geger Kematian Ibu Hamil di Papua, Pimpinan DPR Sebut Negara Lalai: No Viral No Justice
-
Profil dan Rekam Jejak Suryo Utomo: Eks Dirjen Diperiksa Kejagung Buntut Kasus Korupsi Pajak