Suara.com - Pemerintah diminta buat larangan penjualan rokok secara eceran per batang di warung. Aturan tersebut dinilai perlu dan penting untuk melindungi anak-anak agar tidak kecanduan rokok.
Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyebutkan kalau anak-anak saat ini telah menjadi incaran oleh industri rokok untuk menjadi konsumen mereka.
"Cisdi sudah memberikan rekomendasi bahwa penjualan rokok eceran meningkatkan konsumsi rokok batangan kepada anak-anak atau remaja. Maka perlu ada larangan untuk penjualan rokok batangan, enggak boleh siapapun, anak-anak maupun orang dewasa membeli rokok batangan," kata project Lead for Tobacco Control Cisdi Beladenta Amalia dalam diskusi Duka Hari Anak Darurat, Anak Indonesia Kecanduan Rokok di XSpaces, Senin (22/7/2024).
Akan tetapi, saat aturan tersebut telah dibuat, Cisdi menekankan agar pelaksanaannya benar-benar dijalankan. Sebab, dilihat dari beberapa pelaksanaan aturan, misalnya penjualan rokok hanya boleh untuk orang minimal usia 18 tahun.
Nyatanya, Cisdi menemukan kalau anak-anak di bawah umur yang masih menjadi murid sekolah bahkan saat mengenakan seragam pun bisa membeli rokok di warung.
"Dengan adanya aturan itu tidak serta-merta adanya larangan terus langsung otomatis mematuhi. Tentunya harus ada aturan yang jelas tentang sanksi, tentang siapa yang memiliki wewenang, dan itu perlu ada turunannya lagi untuk para aparat penegak hukum dan masyarakat memiliki fungsi monitor," paparnya.
Dalam isi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) kesehatan, Bela menyampaikan, kalau sejumlah aturan yanh disusun telah lebih progresif dalam melindungi anak dari bahaya rokok.
Meski begitu, masih ada celah dari aturan tersebut yang seharusnya bisa lebih diperketat.
"Idealnya lgi, ini belum dimasukkan di RPP setahu saya, kalau di negara majunada lisensi penjualan termasuk untuk rokok elektronik, itu hanya bisa dijual oleh penjual yang memiliki lisensi khusus. Lisensi itu dari pemerintah, jadi sangat restricted banget penjualan dan peredaran dari rokok," ujarnya.
Baca Juga: Gampang Dibeli, Murid SMP-SMA Bisa Habiskan Duit Jajan Rp 200 Ribu Seminggu Untuk Beli Rokok
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah perokok anak memang makin meningkat. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukan prevalensi perokok anak usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018.
Berita Terkait
-
Gampang Dibeli, Murid SMP-SMA Bisa Habiskan Duit Jajan Rp 200 Ribu Seminggu Untuk Beli Rokok
-
70 Juta Orang RI Aktif 'Ngudud
-
19 Tips Berhenti Merokok yang Ampuh
-
Waspada! Lebih dari Separuh Remaja 15-19 Tahun di Indonesia Perokok Aktif!
-
Kontroversi Alkohol dan Rokok, Tim Senam Putri Jepang Terguncang Jelang Olimpiade
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Diguyur Hujan, Massa Tetap Padati Bundaran HI di Malam Tahun Baru 2026
-
Belasan Nyawa Melayang di Galangan Kapal PT ASL Shipyard: Kelalaian atau Musibah?
-
Kawasan Malioboro Steril Kendaraan Jelang Tahun Baru 2026, Wisatawan Tumpah Ruah
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!
-
Prabowo Pilih Habiskan Malam Tahun Baru Bersama Warga Terdampak Bencana di Tapanuli Selatan
-
Jalur Emergency Disiapkan dari Malioboro hingga Titik Nol saat Malam Tahun Baru
-
Wajah Penuh Warna Monas Jelang Malam Tahun Baru 2026
-
Museum dan Rumah Singgah Marsinah Resmi Mulai Dibangun di Nganjuk
-
Malam Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Bakal Tindak yang Melanggar