Suara.com - Gangguan pertumbuhan anak atau stunting masih menjadi salah satu persoalan yang perlu diselesaikan di Jakarta. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SKI) pada 2023, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5 persen. Sementara, pada 2024, angka prevalensi stunting di Jakarta mencapai 17,6 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat meninjau kegiatan percepatan penurunan stunting di Cilincing, pada Maret lalu, menyatakan, penanganan stunting menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Upaya penurunan angka stunting terus dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), pemberian suplemen tablet tambah darah, serta pemenuhan pangan bergizi dan pola pangan yang memenuhi syarat Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA).
"Jadi, pola pangan B2SA meliputi pangan utama, lauk, sayur, buah dan protein hewani yang perlu dikenalkan kepada ibu hamil, sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) untuk anak sampai usia dua tahun. Dengan kecukupan asupan tersebut, kita berharap, potensi stunting bisa kita tanggulangi. Karena, jangan sampai stunting terus menjadi penghambat pertumbuhan generasi penerus bangsa, dan itu yang kita targetkan," ujarnya.
Pj Gubernur Heru juga mengajak seluruh stakeholder dapat bergotong royong menangani stunting di Jakarta. Menurutnya, anak-anak Jakarta berhak untuk tumbuh dan berkembang baik, agar pada masa depan bisa menjadi pribadi yang aktif, sehat, produktif, serta berguna bagi kemajuan bangsa. Karena itu, ia mengimbau para ibu agar rutin membawa anaknya ke Posyandu untuk pemeriksaan kesehatan dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengungkapkan, Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi stunting terendah kedua di Indonesia. Ia menyatakan, pihaknya telah mengupayakan berbagai cara agar target tersebut bisa terpenuhi. Dinkes mengambil kebijakan intervensi stunting dengan meningkatkan cakupan pemantauan pertumbuhan bayi di bawah lima tahun (balita).
"Ini adalah upaya untuk menemukan masalah gizi sedini mungkin dan melakukan intervensi sesegera mungkin agar tidak terjadi stunting," ucapnya.
Dalam pelaksanaannya, Dinkes DKI melakukan pemenuhan antropometri di semua posyandu dan melakukan pemeliharaan. Keterampilan semua kader dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memantau pertumbuhan balita juga ditingkatkan.
Dinkes DKI juga melakukan intervensi terhadap balita bermasalah gizi, seperti balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting. Dalam pelaksanaannya, Dinkes DKI membutuhkan anggaran untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemulihan bagi balita weight faltering, underweight, gizi kurang, serta gizi buruk. "Serta Pangan untuk Keperluan Medik Khusus (PKMK) untuk balita stunting, dengan PMT pemulihan berbahan pangan lokal tinggi protein, lewat dua sumber protein hewani," ujar Ani.
Pelibatan rumah sakit swasta dalam pemberian PKMK untuk mempercepat akses layanan rujukan balita stunting juga menjadi penunjang penting.
Baca Juga: Heru Pastikan 107 Guru Honorer Yang Dipecat Bisa Kembali Mengajar, Akan Ditempatkan Ulang
Intervensi Spesifik
Ani menjelaskan, pihaknya melakukan intervensi spesifik sesuai dengan siklus hidup, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga anak usia prasekolah.
- Remaja Putri: Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan skrining Hb pada semua remaja putri serta tata laksana anemia di sekolah kelas 7 dan kelas 10.
- Calon Pengantin: Skrining dan edukasi kesehatan serta tata laksana masalah kesehatan calon pengantin.
- Ibu Hamil: Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) 10T dengan pelayanan USG Obstetrik dasar terbatas di Puskesmas dan pemantauan ibu hamil risiko tinggi serta komplikasi.
- Ibu Menyusui: Edukasi pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) serta layanan kontrasepsi (KB) pascapersalinan.
- Balita: Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan oleh Dinkes DKI, pemberian imunisasi dasar lengkap sampai lanjutan, PMT, dan vitamin A.
- Anak Usia Prasekolah: Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan lewat PAUD serta pembagian obat cacing untuk mencegah cacingan.
"Untuk intervensi sensitif, Dinas Kesehatan melakukan upaya kelurahan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS)," imbuh Ani.
Sementara itu, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Israyani mendukung berbagai langkah Pemprov DKI untuk mencegah penambahan kasus stunting. Menurutnya, salah satu upaya efektif adalah menggencarkan pemberian suplemen vitamin dan nutrisi.
Israyani pun menekankan pentingnya mengoptimalkan kinerja petugas Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di setiap kecamatan dan kelurahan. Upaya menurunkan angka stunting tidak cukup hanya fokus pada pemenuhan gizi balita, cara pengasuhan seribu hari pertama kehidupan harus diperhatikan pula. Periode tersebut diyakini sebagai periode emas yang sangat penting bagi perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak."Nah, itu jadi satu titik evaluasi kita, supaya kita semua mendapatkan hasil penurunan yang optimal," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Siapa Heru Cahyono? Wasit Jadi Sorotan usai Anulir Kartu Merah Rian Miziar di Piala Presiden 2024
-
Curhat ke Mama-mama di Papua, Iriana Jokowi Ngaku Gampang Cegah Anak Stunting: Banyak Makanan Bergizi di Alam
-
Anies Dirindukan, Warga Kecewa Kepemimpinan Heru Budi?
-
PKS: Warga Jakarta Kecewa Dengan Kepemimpinan Heru Budi, Harap Anies Kembali
-
Sentilan PKB Ke Heru Budi Usai Dikritik Anies: Jangan Baper, Dia Warga Biasa
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah
-
Nama PBNU Terseret Kasus Haji, KPK Buka Suara: Benarkah Hanya Incar Orangnya, Bukan Organisasinya?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan