Suara.com - Pada tanggal 14 Juli 2024, sebuah misi penyelamatan besar-besaran berhasil menyelamatkan lebih dari 600 migran yang berusaha mencapai Eropa dengan kapal yang tidak layak laut di Laut Tengah. Operasi penyelamatan ini dilakukan oleh tim gabungan dari Angkatan Laut Italia dan organisasi non-pemerintah (NGO) yang berfokus pada penyelamatan migran.
Kapal yang digunakan oleh para migran dilaporkan penuh sesak dan dalam kondisi yang sangat buruk, sehingga menimbulkan risiko tinggi terjadinya kecelakaan laut. Para migran, yang berasal dari berbagai negara di Afrika Utara dan Timur Tengah, mencoba melarikan diri dari kondisi sulit di negara asal mereka, seperti konflik, kemiskinan, dan persekusi.
Misi penyelamatan ini melibatkan penggunaan beberapa kapal penyelamat dan helikopter untuk mengevakuasi para migran dari kapal yang terancam tenggelam. Operasi ini dilakukan di perairan internasional di Laut Tengah, di mana kondisi cuaca dan gelombang laut membuat proses penyelamatan menjadi lebih menantang.
Pemerintah Italia menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menyelamatkan nyawa di laut dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada para migran yang berhasil diselamatkan. Di sisi lain, NGO yang terlibat dalam operasi ini menyoroti perlunya solusi jangka panjang untuk menangani krisis migran di kawasan tersebut.
Para migran yang diselamatkan kini berada dalam proses mendapatkan perawatan medis dan bantuan darurat. Selanjutnya, mereka akan dipindahkan ke pusat penampungan sementara sambil menunggu proses lebih lanjut terkait status mereka sebagai pencari suaka atau pengungsi.
Penyelamatan ini menyoroti krisis migran yang sedang berlangsung di Laut Tengah dan kebutuhan mendesak untuk pendekatan internasional yang lebih efektif dalam menangani migrasi yang aman dan manusiawi.
Dengan lebih dari 600 nyawa berhasil diselamatkan, operasi ini menunjukkan dedikasi dan kerja keras para tim penyelamat dalam menghadapi salah satu tantangan kemanusiaan terbesar di dunia saat ini.
Berita Terkait
-
Rawan Monopoli dan Penyelewengan: Uni Eropa Selidiki Samsung dan Google Terkait AI
-
Suhu Mendidih di Eropa Selatan, 2 Petugas Damkar Tewas saat Jinakkan Api
-
AS Kirim Rudal Jarak Jauh ke Jerman, Memicu Ketakutan Perang di Eropa
-
Piala Eropa, Timnas Inggris dan Persamaan Nasibnya dengan Indonesia di Persepakbolaan ASEAN
-
Kutukan Final! Dijegal Spanyol, Inggris Kembali Gagal Juara Euro 2024
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia
-
KUHAP Baru Disahkan, Ahli Peringatkan 'Kekacauan Hukum' Januari 2026: 25 Aturan Pelaksana Belum Siap
-
Kasus Kekerasan di Jakarta Melonjak, Anak-anak Jadi Korban Paling Dominan
-
LBH Jakarta Tegaskan Judicial Review KUHAP Bisa Menegasikan Marwah MK
-
KUHAP Disahkan, Masyarakat Sipil Desak Prabowo Terbitkan Perppu Pembatalan