Suara.com - Southport, sebuah kota di utara Liverpool, Inggris, diguncang tragedi memilukan pada Senin pagi. Dua anak tewas dan sembilan lainnya mengalami luka-luka setelah serangan pisau brutal terjadi di sebuah acara tari yang bertema Taylor Swift. Kejadian ini menyebabkan enam anak dalam kondisi kritis, bersama dengan dua orang dewasa yang terluka saat mencoba melindungi anak-anak tersebut.
Polisi Merseyside segera merespons panggilan darurat pada pukul 11:47 pagi, dan ketika tiba di tempat kejadian, mereka menemukan pemandangan yang mengejutkan. Kepala Polisi Serena Kennedy menyatakan bahwa serangan ini terjadi di Hart Space, sebuah pusat komunitas yang sering digunakan untuk kelas ibu dan bayi. Anak-anak yang menjadi korban sedang mengikuti workshop tari dan yoga ketika penyerang, yang membawa pisau, masuk dan mulai menyerang.
Dua orang dewasa yang terluka parah dalam serangan ini diduga berusaha melindungi anak-anak dari serangan tersebut.
"Kami yakin bahwa orang dewasa yang terluka berusaha dengan berani melindungi anak-anak yang sedang diserang," kata Kepala Polisi Kennedy.
Sementara itu, pelaku penyerangan yang merupakan seorang remaja berusia 17 tahun dari Banks, Lancashire, telah ditangkap dengan tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.
Respon Darurat dan Penyelamatan
Layanan ambulans langsung mengirimkan beberapa unit, termasuk ambulans udara, untuk membawa 13 korban ke berbagai rumah sakit, termasuk Alder Hey Children's Hospital dan Manchester Children's Hospital. Kepala layanan ambulans, Dave Kitchin, menggambarkan pemandangan di lokasi kejadian sebagai "sangat menghancurkan". Selain itu, petugas pemadam kebakaran juga tiba di tempat kejadian untuk memberikan perawatan trauma dan mencari korban lain yang mungkin terjebak.
Kesaksian
Banyak saksi mata menggambarkan kejadian ini seperti adegan dari film horor. Colin Parry, seorang pebisnis lokal, menceritakan bagaimana rekannya membawa seorang gadis kecil yang terluka parah dan berusaha menyelamatkannya.
"Dia sangat kritis. Tetangga lain merawatnya di lantai," kata Parry. "Ini jelas disengaja. Dia menikam anak-anak itu beberapa kali."
Respons Raja dan Ratu Inggris
Raja dan Ratu Inggris menyampaikan belasungkawa mendalam mereka kepada keluarga yang terkena dampak serangan ini. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan sangat terkejut mendengar tentang insiden yang sangat mengerikan di Southport.
Baca Juga: Profil Muhammad Mokaev, Petarung MMA Calon Penerus Khabib yang Dipecat UFC
"Kami mengirimkan belasungkawa terdalam, doa, dan simpati kepada keluarga dan orang-orang terkasih yang kehilangan nyawa secara tragis, serta kepada semua yang terkena dampak oleh serangan yang benar-benar mengerikan ini," kata mereka.
Perdana Menteri Keir Starmer menyebut serangan ini sebagai "mengerikan dan sangat mengejutkan" dan menyampaikan terima kasih kepada polisi dan layanan darurat atas respons cepat mereka. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper menyebut berita dari Southport sebagai "sangat menghancurkan" dan menyatakan simpati mendalamnya kepada semua keluarga yang terkena dampak.
Investigasi Berlanjut
Polisi Merseyside telah menyatakan insiden ini sebagai "kejadian besar" dan terus melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap motif di balik serangan ini. Meskipun motif penyerang belum jelas, polisi memastikan bahwa serangan ini tidak terkait dengan terorisme.
Serangan brutal ini telah meninggalkan luka mendalam di komunitas Southport, dan seluruh negeri bersatu dalam doa dan dukungan untuk para korban dan keluarga mereka.
Berita Terkait
-
Profil Muhammad Mokaev, Petarung MMA Calon Penerus Khabib yang Dipecat UFC
-
Ngeri! Pesan Fish and Chips di India, Pria Inggris Ini Malah Dapat 'Kotoran dan Keripik'
-
Raja Charles III Anugerahkan Gelar Kerajaan untuk Kambing
-
Pangeran Harry: Inggris Rumahku, Tapi Tak Aman untuk Istri dan Anak-Anakku
-
Geger! Detik-detik Polisi Injak Kepala Pria Muslim di Bandara Manchester, Publik: Dasar Orang Yahudi
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider
-
Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur