Suara.com - Kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tengah menjadi pergunjingan. Ini buntut dari kisruh hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Meski diakui mantan Sekretaris Jenderal PKB Muhammad Edy Lukman tidak ada pembincangan mengenai pergantian ketua umum, tetapi diakui Edy saat ini Cak Imin tengah mendapat pengawasan. Pengawasan itu dilakukan jajaran pengurus partai tingkat wilayah hingga cabang.
"Cuma saya katakan bahwa DPW-DPC itu sekarang sedang memantau. Memantau perkembangan DPP seperti apa, memantau perkembangan PBNU seperti apa," kata Edy usai memenuhi undangan PBNU di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
"Sampai pada saatnya nanti DPW-DPC pasti bersikap. Apa namanya, kepemimpinan PKB itu apakah perlu dipertahankan atau diganti," sambungnya.
Meski tidak menyinggung ihwal pergantian ketua umum, tetapi Edy di hadapan PBNU menyoroti kepemimpinan Cak Imin yang dinilai terlalu lama.
"Tapi saya katakan kepada PBNU tadi, kepada tim bahwa Cak Imin ini terlalu lama memimpin. Sudah 19 tahun, hampir 20 tahun memimpin PKB," kata Edy.
Tak Bisa Muktamar Luar Biasa
Edy menekankan tidak ada opsi melakukan Muktamar Luar Biasa menyusul adanya sorotan terhadap kepemimpinan Cak Imin. Ketentuan pelaksanaan Muktamar Luar Biasa sudah ditiadakan, seiring dengan pemangkasan kewenangan Dewan Syuro lewat Muktamar Bali pada 2019.
"Kalau Muktamar Luar Biasa PKB tidak ada ya. Karena di AD/ART Bali itu menghapus Muktamar Luar Biasa," kata Edy.
Baca Juga: Eks Sekjen Ngadu ke PBNU: PKB Tersentralisasi di Cak Imin, Peran Dewan Syuro Dipangkas
"Jadi yang ada hanya Muktamar Biasa saja lagi. Jadi banyak yang dihapus di AD/ART Muktamar Bali itu. Muktamar Luar Biasa dihapus, Kewenangan Dewan Syuro dihapus, banyak yang dihapus," tuturnya.
Tata Kelola Uang Buruk
Sebelumnya Mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Lukman Edy mengungkapkan bobroknya tata kelola keuangan di partai yang diketuai Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tersebut.
Menurutnya tata kelola keuangan PKB berbeda saat dulu dan kini. Sekarang, menurutnya, pengelolaan keuangan di internal partai tidak transparan.
Hal ini melengkapi daftar kritik dari Edy terhadap kepemimpinan Cak Imin. Sebelumnya ia mengungkapkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) perihal kepemimpinan di PKB yang sekarang tersentralisasi ke Cak Imin gegara pemangkasan kewenangan Dewan Syuro.
"Saya bilang, saya jujur aja katakan bahwa hal yang paling substansial di internal PKB itu adalah tata kelola keuangan yang tidak transparan dan tidak akuntabel. Keuangan fraksi, keuangan dana Pemilu, dana Pileg, dana Pilpres, sampai sekarang dana Pilkada itu tidak transparan dan tidak akuntabel," tutur Edy di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
Berita Terkait
-
Mantan Sekjen Blak-blakan! Tata Kelola Keuangan PKB Bersifat Rahasia: Nihil Audit, Konstituen Tak Tahu
-
PBNU Disarankan Bentuk Partai Baru, Gus Jazil: Silakan Saja!
-
PBNU Lihat Gelagat Cak Imin Ingin Langgengkan Kekuasaan di PKB
-
Dilirik PKB, Sandiaga Uno Pastikan Tak Ikut Pilkada Jabar: Waktunya Tidak Memungkinkan
-
Eks Sekjen Ngadu ke PBNU: PKB Tersentralisasi di Cak Imin, Peran Dewan Syuro Dipangkas
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil
-
Kejati Jakarta Tetapkan RAS Tersangka Kasus Klaim Fiktif BPJS Ketenagakerjaan Rp 21,73 Miliar
-
Said Didu Sebut Luhut Lebih Percaya Xi Jinping Ketimbang Prabowo, Sinyal Bahaya bagi Kedaulatan?
-
IACN Endus Bau Tak Sedap di Balik Pinjaman Bupati Nias Utara Rp75 Miliar ke Bank Sumut
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan