Suara.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah resmi memberikan dukungannya kepada Bobby Nasution untuk maju dalam Pilgub Sumut pada November 2024 mendatang.
Sebelumnya, banyak yang mengira bahwa Edy Rahmayadi akan diusung oleh PKS, namun keputusan ini berubah.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Dr. Indra Fauzan memberikan beberapa alasan mengapa PKS memilih Bobby daripada Edy.
Alasan pertama, Bobby unggul dalam berbagai survei, termasuk survei terbaru dari LSI yang menunjukkan Bobby mendapatkan 61,3 persen dan Edy hanya 30,6 persen. Unggulnya Bobby dalam survei membuat PKS yakin untuk mendukungnya.
"Tidak diragukan lagi di beberapa survei Bobby unggul jauh dari rivalnya. Ini cukup memberi keyakinan bagi PKS untuk meninggalkan Edy," katanya dalam keterangan yang diterima, Minggu (4/8/2024).
Alasan kedua, kata Indra, PKS tidak akan mendapatkan keuntungan jika mendukung Edy. Jika terjadi koalisi PKS-PDIP, maka PDIP akan lebih mengutamakan kader mereka sendiri.
"Jadi jika posisi cagubnya Edy, maka posisi wagub dari internal PDIP sendiri. Dengan situasi sudah seperti ini, berat bagi PKS mengusung Edy Rahmayadi. Bahkan, mungkin juga bagi PDIP sendiri, mending mereka bertarung pakai kader sendiri," ujarnya.
Ketiga, posisi tawar PKS di koalisi nasional. Tak bisa dipungkiri lagi, ada keinginan PKS untuk masuk koalisi Prabowo-Gibran di ranah nasional.
"Maka salah satu jalannya adalah dengan mendukung Bobby Nasution. Gerindra-PKS sudah lama akrab dalam konstelasi politik, jadi keinginan PKS bergabung dengan Gerindra bisa direalisasikan dengan mendukung Bobby Nasution," papar Fauzan.
Keempat, PKS tentunya tidak ingin melepas Sumut yang selalu mereka kuasai.
"Setiap calon yang mereka usung dari 2008, 2013, 2018 selalu berhasil mereka menangkan. Rekor ini tentunya ingin dipertahankan oleh PKS. Jadi cukup realistis apabila mereka mendukung Bobby dan tidak mendukung Edy," katanya.
Berita Terkait
-
Warga Sumatera Utara Bisa Berobat Pakai KTP Mulai Oktober 2025
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Tunjangan Rp70 Miliar Anggota DPRD DKI: PKS Cuci Tangan, Salahkan Pusat?
-
Gubernur Bobby Nasution Apresiasi Mahasiswa hingga Ojol Gelar Aksi Secara Damai di Sumut
-
Berapa Harga Avtur di Bandara Kualanamu? Diklaim Bobby Nasution Termahal di Indonesia!
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Sri Mulyani Pergi Karena Kesal Karena Pertahanan Negara Jebol Dan Rumahnya Dijarah? Ini Kata Pakar
-
Siapa Charlie Kirk: Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak saat Acara Kampus
-
Waspada Cuaca Kamis Ini! BMKG: Hujan Petir Mengintai Jakarta, Mayoritas Kota Besar Basah
-
Kompolnas di Kasus Affan Dikritisi, Alih Lakukan Pengawasan, Malah jadi Jubir dan Pengacara Polisi!
-
IPA Pesanggarahan Resmi Beroperasi, Sambungkan Layanan Air Bersih ke 45 Ribu Pelanggan Baru
-
17+8 Tuntutan Rakyat Jadi Sorotan ISI : Kekecewaaan Masyarakat Memuncak!
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik