Suara.com - Sebuah bekas bunker besar Nazi di Jerman yang dianggap terlalu rumit untuk dihancurkan telah diubah menjadi pusat hotel mewah yang dipenuhi restoran, ruang konser, dan teras atap.
Bangunan lima lantai di distrik St Pauli di Hamburg telah menjulang di kota selama beberapa dekade sebagai salah satu bunker terbesar di dunia dengan sejarah kelam yang terkait dengan rezim Nazi.
Kini atap beton abu-abunya telah ditumbuhi tanaman hijau sebagai bagian dari proyek renovasi lima tahun senilai $100 juta yang mencakup hotel dengan 134 kamar tidur.
Bukan hanya itu, hotel yang memanfaatkan bangunan kuno dan bersejarah ini juga dilengkapi dengan fasilitas mewah. Mulai dari restoran dengan makanan lezat, gedung konser berkapasitas 2.000 kursi, dan taman komunitas untuk dinikmati penduduk setempat, lapor AFP.
“Gagasan untuk meninggikan gedung dengan tanaman hijau adalah untuk menambah sesuatu yang damai dan positif pada blok besar peninggalan kediktatoran Nazi ini,” kata Anita Engels dari asosiasi lingkungan setempat Hilldegarden.
Selama Perang Dunia II, Nazi membangun bunker St Pauli pada tahun 1942 sebagai serangkaian “menara antipeluru” besar yang berfungsi sebagai tempat berlindung selama serangan udara, serta propaganda pemerintahan Hitler atas Jerman.
Dua bunker era Nazi dibangun di Hamburg, tiga di Berlin, dan tiga lainnya di Wina. Semuanya tetap berdiri hingga saat ini kecuali salah satu bangunan di Berlin yang dihancurkan karena risiko keamanan.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa bahan peledak yang diperlukan untuk menghancurkan bunker – yang memiliki dinding luar setebal lebih dari 8 kaki dan atap yang terbuat dari beton bertulang setinggi 11,5 kaki – akan menimbulkan risiko yang terlalu besar bagi daerah berpenduduk padat.
Kompleks St Pauli menampung hingga 25.000 warga sipil selama pemboman Sekutu pada Operasi Gomora pada Juli 1943, yang menyebabkan kota Hamburg hancur.
Baca Juga: Ratusan Banser Bersiaga di Depan Kantor PBNU Usai Ada Perintah Sikat dan Gebuk Pendemo
Setelah perang, Bunker St. Pauli digunakan untuk menampung para tunawisma di Hamburg sebelum diubah menjadi ruang kantor untuk pusat penyiaran TV dan perusahaan periklanan pada tahun 1950-an.
Lantai bawah akhirnya menjadi tempat para musisi dan kehidupan malam, sementara bagian lain menjadi stasiun radio dan bahkan pusat kebugaran pendakian.
Pada tahun 2019, kota Hamburg dan investor swasta meluncurkan proyek renovasi untuk mengubah bunker sepenuhnya – sebagai bagian dari “proses deNazifikasi” yang baru, menurut situs web properti tersebut.
Proposal tersebut muncul setahun setelah markas besar Gestapo, polisi rahasia Nazi, dibuka kembali sebagai ruang mewah yang menampung butik, kantor, dan apartemen di Hamburg.
Kota ini sebelumnya mengubah menara antipeluru lainnya menjadi pembangkit listrik mini yang menghasilkan listrik dari sumber terbarukan.
Sementara Jerman dan Austria terus menangani masalah renovasi bangunan Nazi untuk keperluan modern, St Pauli akan mengenang masa lalunya dengan pameran museum yang terletak di lantai pertama.
Berita Terkait
-
Upacara 17 Agustus 2024 di Mana? Cek Lokasi Koordinat Ibu Kota Nusantara di Pulau Kalimantan!
-
Reaksi Saipul Jamil Usai Dituduh Lakukan Pelecehan ke Sesama Jenis Saat Video Call Diungkap Pengacara
-
Tren Ngomong Kasar Jadi Ciri Khas Anak Zaman Now, Biar Kelihatan Gaul?
-
Zaskia Sungkar dan Irwansyah Kembali Jalani Bayi Tabung, Ingat Lagi Perjuangan Mereka Dapatkan Ukkasya
-
Ratusan Banser Bersiaga di Depan Kantor PBNU Usai Ada Perintah Sikat dan Gebuk Pendemo
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon