Suara.com - Dewan Kepala Polisi Nasional (NPCC) melaporkan bahwa sebanyak 483 orang telah ditangkap, dan 149 dakwaan telah diajukan terkait aksi kekerasan di Inggris yang berlangsung sejak akhir bulan lalu. Kerusuhan tersebut menargetkan komunitas Muslim, kelompok minoritas, dan migran, menyusul klaim palsu yang tersebar di media sosial.
NPCC menyatakan bahwa puluhan pelaku telah dihukum melalui proses peradilan yang dipercepat. Selain itu, banyak tersangka masih ditahan menunggu sidang lebih lanjut.
Sebelumnya, ribuan petugas polisi dikerahkan di seluruh negeri untuk mengawasi 36 pertemuan, yang sebagian besar berlangsung damai meskipun ada beberapa penangkapan pada Rabu (8/8) malam.
Ketua Dewan Kepala Polisi Nasional, Gavin Stephens menegaskan bahwa tindakan polisi untuk menindak pelaku kerusuhan terus berjalan dengan intens.
"Masyarakat mengalami masa yang mengkhawatirkan dan sangat menantang bagi semua pihak yang terlibat," kata Stephens.
"Persatuan yang luar biasa telah ditunjukkan di seluruh negeri dan inilah cara kita mengatasi perpecahan, dengan bersatu." lanjutnya.
Sejauh ini, 104 petugas dilaporkan terluka, dengan banyak dari mereka harus mendapatkan perawatan di rumah sakit akibat luka serius. Stephens menekankan bahwa kepolisian akan terus berkomitmen menjaga keselamatan publik di tengah situasi yang tegang ini.
Sementara itu, Direktur Penuntutan Umum, Stephen Parkinson, menyatakan bahwa dakwaan baru terus disahkan setiap jam, dan hukuman penjara yang signifikan telah dijatuhkan kepada pelaku kekerasan ini.
"Keadilan terus ditegakkan setelah masa yang sangat sulit bagi negara ini," kata Parkinson.
Kerusuhan ini dipicu oleh rumor palsu yang menyebut bahwa seorang tersangka penusukan, yang menewaskan tiga anak di Southport, adalah seorang pencari suaka Muslim. Namun, pihak berwenang kemudian mengidentifikasi penyerang sebenarnya sebagai Axel Rudakubana, seorang remaja berusia 17 tahun dari Cardiff, Wales, yang lahir dari orang tua asal Rwanda.
Meskipun fakta ini terungkap, klaim palsu tersebut telah memicu kemarahan dan kebencian dari kelompok sayap kanan.
Berita Terkait
-
Pria 59 Tahun Dijatuhi Hukuman Penjara atas Kerusuhan di Inggris
-
Here We Go! Daftar Pemain Timnas Indonesia Main di Liga Inggris, Ada yang Menyedihkan Terbuang dan Turun Level
-
Peluang Belum Tertutup! Elkan Baggott Masih Bisa Debut di Premier League, Kok Bisa?
-
Pengawal Raja Inggris Tuai Pujian usai Arahkan 'Kuda Galak' Bersikap Lembut ke Wanita Berkebuthan Khusus
-
Hiu Sepanjang 3 Meter Muncul di Pantai, Gemparkan Pengunjung Mayoritas Anak-anak
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?
-
Aktivis '98: Penangkapan Delpedro adalah 'Teror Negara', Bukan Kami yang Teroris
-
Menteri PKP Ara Minta Pramono Sediakan Rumah Tapak di Jakarta Pakai Aset Pemerintah
-
Ngadu ke DPR, Ojol Bongkar Praktik 'Beli Order' dan Tagih Janji Kesejahteraan yang Terlupakan
-
IHSG Tertekan, Rupiah Melemah, Pegiat ke Purbaya: Tugasmu Berat, Lawan Kesongonganmu
-
Tim Pencari Fakta Bantah Kompolnas: Affan Merunduk, Bukan Jatuh Sebelum Terlindas!