Suara.com - Sekretaris Jendral (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Ruka Sombolinggi mengkritisi pelaksanaan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI yang dilaksanakan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim) pada 17 Agustus mendatang.
Ia menilai ada kontradiksi antara pelaksanaan agenda tahunan itu dengan semangat Nusantara.
Ruka mengatakan, Nusantara seharusnya merupakan pengartian dari keberagaman yang dimiliki Indonesia. Sementara, pembangunan IKN sendiri sudah mencederai semangat tersebut.
Pernyataan ini disampaikannya usai melaksanakan Konferensi Internasional tentang Pengetahuan Tradisional dan Inovasi Masyarakat Adat di Jakarta, Jumat (9/9/2024).
Bukti pembangunan IKN tidak merawat keberagaman, kata Ruka adalah nasib suku Balik yang merupakan masyarakat adat di Kalimantan Timur kini terancam punah. Mereka semakin tersingkir dan kini lahannya terancam hilang demi pembangunan waduk.
"Dari awal kita sudah menyatakan bahwa di wilayah IKN itu ada banyak wilayah-wilayah adat yang justru orang di sana, orang Balik itu terancam punah," ujar Ruka kepada wartawan, Jumat (9/9/2024).
"Katanya IKN itu Nusantara ya? Namanya Nusantara. Tapi justru satu-satunya Nusantara di situ justru akan dipunahkan. justru itu tidak sejalan dengan apa yang dikampanyekan," lanjutnya.
Ruka menyebut seharusnya pemerintah membantu masyarakat adat dengan menyelesaikan persoalan konsesi tanah yang sudah bermasalah selama puluhan tahun di wilayah IKN.
"Belum lagi komunitas lokal yang ada di sana, orang-orang dari pulau-pulau lain ini mau diapakan? Jadi harus diberesin dulu masalahnya. diakui dulu masyarakat adatnya bahwa mereka pemilik sah asli tanah itu, kemudian jangan disingkirkan," jelasnya.
Karena itu, dengan pelaksanaan upacara di IKN, maka masyarakat luas akan mengetahui pemerintah tidak menjunjung tinggi keberagaman lewat mega proyek yang menyingkirkan masyarakat adat di sana. Hal ini tidak sesuai nama Nusantara yang dipilih.
"Justru bagus kalau (upacara HUT RI) dilaksanakan di IKN supaya jadi peringatan bahwa Nusantara itu adalah simbol dari keberagaman. Dan satu-satunya keberagaman yang menjadi bagian dari nusantara ya orang Balik itu," ungkapnya.
"Jadi ya jangan dibikin punah sekalian. Katanya nusantara, tapi masyarakat yang ada di sana sudah terjepit begitu masih mau disingkirin," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
-
7 Fakta Panas Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, dari Adu Tuntutan Hingga Narasi Sesat
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Bantuan Logistik Kementan-Bapanas Tiba di Belawan, Bobby Nasution: Penyemangat Pascabencana di Sumut
-
TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatra, Kerahkan Seluruh Kemampuan
-
PPATK Rilis Indeks APUPPT: Penegakan Hukum Tak Cukup Tangkap Pelaku, Aliran Dana Harus Ditelusuri
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
-
9 Fakta Terkini Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati: Dugaan Sumber Api Hingga Kerugian Rp10 Miliar
-
KPK Jelaskan Keterkaitan Zarof Ricar di Kasus Hasbi Hasan: Ada Bukti Percakapan
-
Pengamat Boni Hargens Sebut Perpol Nomor 10/2025 Tak Langgar MK, Ini Penjelasannya