Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat mencegah Iran menyerang Israel sebagai balasan atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Pernyataan ini disampaikan setelah Iran menolak seruan Barat untuk meredakan ancamannya akan pembalasan.
Republik Islam Iran dan sekutunya menyalahkan Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh pada 31 Juli saat ia sedang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Israel sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini.
Iran telah bersumpah untuk membalas kematian tersebut, yang terjadi hanya beberapa jam setelah serangan Israel di Beirut yang menewaskan seorang komandan senior Hezbollah, kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.
Ketika ditanya apakah gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa menghalangi serangan Iran, Biden mengatakan, "Itu harapan saya."
Dia juga menambahkan bahwa meskipun negosiasi semakin sulit, ia tidak akan menyerah.
Diplomat-diplomat Barat telah berusaha keras untuk mencegah terjadinya konflik besar di Timur Tengah, terutama mengingat ketegangan yang sudah tinggi akibat perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Menurut laporan dari Reuters, yang mengutip tiga pejabat senior Iran, hanya kesepakatan gencatan senjata yang dihasilkan dari pembicaraan yang mungkin dilakukan minggu ini yang bisa menahan Iran dari melakukan serangan langsung terhadap Israel.
Pada hari Senin, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropanya mendesak Iran untuk menurunkan ketegangan. Gedung Putih memperingatkan bahwa serangkaian serangan signifikan oleh Iran dan sekutunya bisa terjadi minggu ini, dengan Israel juga memberikan penilaian yang sama.
Baca Juga: Kapan Iran Balas Dendam ke Israel Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh? Amerika Serikat Bocorkan Waktunya
Amerika Serikat telah mengerahkan kelompok serang kapal induk dan kapal selam rudal kendali ke wilayah tersebut sebagai dukungan bagi Israel.
Pada hari Selasa, Washington menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari $20 miliar ke Israel, termasuk jet tempur F-15 dan hampir 33.000 peluru tank.
Sementara itu, juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanani, mengkritik seruan Barat untuk menahan diri, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak adil terhadap Iran, sementara Israel melakukan kejahatan internasional.
"Deklarasi Prancis, Jerman, dan Inggris, yang tidak menyatakan keberatan terhadap kejahatan internasional rezim Zionis, secara terang-terangan meminta Iran untuk tidak mengambil tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya," katanya dalam sebuah pernyataan.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropanya juga menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, dengan pembicaraan gencatan senjata yang dijadwalkan dilanjutkan pada hari Kamis.
Perang di Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan hampir 1.200 orang menurut catatan Israel. Para militan juga menangkap 251 orang, dengan 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Berita Terkait
-
Kapan Iran Balas Dendam ke Israel Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh? Amerika Serikat Bocorkan Waktunya
-
Bentrok dengan Siaran Debat Calon Presiden AS, MTV VMA Undur Jadwal Penayangan
-
Jumlah Korban Meninggal Dunia di Gaza Capai 40 Ribu Orang, Lima Negara Ini Dukung Israel dari Serangan Iran
-
Kegaduhan Hasil Pilpres Venezuela, Amerika Serikat Bantah Tawarkan Amnesti ke Nicolas Maduro
-
Bicara soal Putin dan Kim Jong Un saat Live X, Donald Trump Sebut Biden 'Joe yang Mengantuk'
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting