Suara.com - Aquaculture Research Center (ARC), sebuah fasilitas mutakhir yang didirikan oleh PT Suri Tani Pemuka, anak usaha JAPFA, mencatatkan momen bersejarah di bidang budidaya perairan dengan keberhasilannya dalam langkah awal mereproduksi sidat tropis bernilai tinggi, Anguilla bicolor.
Inovasi ini merupakan pencapaian pertama di dunia, yang menandai kemajuan besar dalam pengelolaan populasi sidat yang berkelanjutan, yang berdampak positif baik itu bagi budidaya komersial maupun konservasi sidat.
Berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur, ARC dikenal dengan riset dan pengembangannya di bidang budidaya perairan, berkolaborasi dengan institusi internasional terkemuka seperti Higher Institution Centres of Excellence, Borneo Marine Research Institute of Universiti Malaysia Sabah (UMS) dan Universitas Kindai.
Sidat tropis, dengan nama ilmiah Anguilla bicolor, dianggap sebagai spesies bernilai tinggi karena permintaannya yang sangat besar di pasar kuliner di Asia dan dunia. Sidat ini sangat diminati karena rasanya yang lezat dan kandungan nutrisinya yang tinggi, menjadikannya pilihan untuk hidangan premium.
Budidaya ikan sidat tropis yang berkelanjutan menjadi jawaban atas permintaan yang terus meningkat, sekaligus mengurangi ancaman terhadap populasi sidat liar, sehingga berkontribusi terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologi.
Keberhasilan dalam langkah awal reproduksi sidat tropis ini tidak hanya menjadi pencapaian penting dalam budidaya perairan, namun juga menunjukkan komitmen JAPFA terhadap keberlanjutan dalam produksi pangan, membuka jalan bagi inovasi-inovasi lainnya di industri ini.
Pembiakan Sidat: sebuah tantangan menarik
Seiring dengan populasi sidat yang kian menurun secara global, menemukan cara untuk membiakkan sidat menjadi hal yang sangat penting untuk upaya konservasi dan tujuan komersil.
Siklus hidup sidat yang kompleks dan misterius membuat reproduksi sidat dalam penangkaran menjadi tantangan besar. Sidat melakukan perjalanan ribuan kilometer dari sungai air tawar ke laut dalam, sehingga kondisi reproduksi mereka sangat sulit untuk ditiru di luar habitat aslinya. Hingga saat ini, budidaya sidat bergantung pada penangkapan sidat muda (glass eel) di alam liar yang kemudian dibesarkan untuk dikomersialisasikan. Namun, pendekatan ini tidak lagi berkelanjutan karena mengurangi populasi sidat liar yang terancam akibat penangkapan berlebihan dan hilangnya habitat alami mereka.
Baca Juga: Hadir di FHI, JAPFA Food Tawarkan Solusi Food Service dan Kustomisasi Produk
Tonggak bersejarah dalam budidaya sidat
Tim peneliti ARC bersama dengan Prof. Dr. Senoo Shigeharu telah berhasil mengatasi tantangan ini dan menemukan langkah pertama dalam reproduksi sidat tropis di tempat penangkaran. Dengan memanfaatkan teknologi akuakultur yang canggih dan metode pemeliharaan yang dikembangkan oleh ARC, tim berhasil menetaskan 70.000 larva, dengan keberhasilan pemeliharaan larva selama 11 hari. Hal ini menunjukkan adanya potensi untuk memproduksi sidat tropis dalam skala besar di penangkaran.
“Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam upaya kami untuk mengelola populasi sidat secara berkelanjutan, karena untuk pertama kalinya kami berhasil menetaskan sidat tropis di lingkungan yang terkendali,” ujar Ardi Budiono, Direktur Utama STP. “Kami yakin kemampuan untuk mereproduksi sidat di penangkaran akan berdampak signifikan pada industri akuakultur, tidak hanya di Asia namun juga secara global. Untuk memastikan keberlanjutan sidat tropis, STP akan terus menerapkan praktik budidaya sidat yang berkelanjutan, melakukan berbagai penelitian mengenai sidat, dan terus mendukung upaya untuk meningkatkan populasi sidat di habitat alami mereka, sebagai bagian dari komitmen kami terhadap budidaya perairan yang berkelanjutan.”
Dampak terhadap konservasi dan industri
Keberhasilan langkah pertama reproduksi sidat tropis dalam penangkaran ini tidak hanya menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi akuakultur, namun juga memberikan harapan baru bagi konservasi sidat tropis, Anguilla bicolor, yang saat ini diklasifikasikan sebagai "Hampir Terancam/ Near Threatened (NT)" dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Dengan mengurangi ketergantungan pada penangkapan di alam liar, penelitian ini dapat berkontribusi pada konservasi populasi sidat tropis sekaligus memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.Terobosan ini mendukung praktik akuakultur berkelanjutan yang bisa melindungi populasi sidat alami dari penangkapan berlebihan.
Berita Terkait
-
Indonesia Tegaskan Komitmen Terhadap Pembangunan Berkelanjutan di World Expo 2025 Osaka
-
Bukit Emas Digital Hadir Bawa Perubahan Layanan Inovasi Masa Depan
-
IBEA EV Ecosystem Award 2024, Upaya Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Gelar AKJJ, JAPFA Berkomitmen Tingkatkan Status Gizi Masyarakat Indonesia
-
InaRI Expo 2024 : Etalase Kemajuan Riset dan Inovasi di Indonesia
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro
-
Reaksi 'Santai' Jokowi Usai Tahu Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi
-
Pascalongsor di Cibeunying Cilacap, Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Tingkatkan Kewaspadaan
-
Tak Boleh Kurang, DPRD DKI Wanti-wanti Janji Pramono: Harus Ada 258 Sekolah Swasta Gratis 2026
-
Raja Abdullah II Anugerahkan Prabowo Tanda Kehormatan Bejeweled Grand Cordon Al-Nahda, Ini Maknanya
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA