Suara.com - Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arya Budi menilai perombakan kabinet alias reshuffle yang baru saja dilakukan Presiden Jokowi sarat akan nuansa politik ketimbang programatik. Mengingat tidak ada urgensi mendesak untuk segera melakukan perombakan di akhir masa jabatannya ini.
"Reshuffle ini adalah reshuffle politik itu yang paling terlihat dibandingkan reshuffle program kerja. Jadi lebih ke political shift atau reshuffle daripada programatik reshuffle," kata Arya saat dihubungi, Selasa (20/8/2024).
Menurutnya orang awam pun paham bahwa perombakan kabinet ini hanya agenda politik semata. Jika memang reshuffle bertujuan untuk memperkuat program maka sudah akan dilakukan jauh sebelumnya.
Berbeda dengan reshuffle yang dilakukan kemarin, mengingat masa jabatan presiden yang praktis hanya tersisa sekitar dua bulan lagi. Termasuk dilakukan setelah beberapa momentum politik besar yang belum lama terjadi.
"Jadi saya pikir nuansa politiknya memang jauh lebih kuat dan tidak harus seorang pakar untuk menjelaskan itu. Publik biasa pun sudah pasti bisa mencium," ucapnya.
"Karena biasanya reshuffle itu jika memang untuk program itu tidak di penghujung pemerintahan, karena seluruh program itu sudah terdeteksi di beberapa bulan bahkan tahun sebelumnya apakah dengan orang yang sama ini akan berjalan atau tidak," imbuhnya.
Dia menilai bahwa dengan sisa waktu yang ada para menteri baru ini tidak akan mampu melakukan pembaruan terkait program. Mereka hanya bakal melanjutkan atau menuntaskan kinerja dari agenda menteri sebelumnya.
"Praktis sekitar dua bulan itu tidak akan mungkin mampu mereform beberapa hal, bahwa melanjutkan kinerja menuntaskan agenda dari tiap-tiap kementerian itu mungkin tetapi untuk mereform itu saya pikir terlalu mepet," tuturnya.
Arya bilang pos kementerian yang dirombak itu pun tidak terlalu buruk dan tak memiliki skandal serius setidaknya yang dicium oleh publik. Misalnya saja pergeseran Menteri ESDM dari Arifin Tasrif ke politikus Partai Golkar Bahlil Lahadalia.
Baca Juga: Smelter dan Hilirisasi Pertanian Jadi Prioritas, Pesan Jokowi ke Rosan Roeslani
Kemudian masuknya nama baru Rosan Roeslani yang diketahui sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo pada Pilpres kemarin. Termasuk pergantian Menteri Hukum dan HAM.
"Nah pos-pos kementerian ini tidak terekam sejauh kita mencium dari luar, kita tidak tahu di dalam, itu mempunyai performa atau skandal yang serius sehingga kita sulit menemukan jika ini bicara program kerja. Sehingga kita lebih banyak mengendus aroma politik yang lebih kuat dibandingkan aroma programatik dari Jokowi soal cita-cita nawacita whatever itu," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Blitar, BMKG Ungkap Penyebabnya
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak