Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat curhat tentang fenomena datang dan pergi orang-orang di sekitarnya saat menyampaikan sambutan pada kongres Partai NasDem pada Minggu (25/8) kemarin.
Perkataan tersebut dinilai sebagai isyarat Jokowi kalau dirinya memang mulai ditinggalkan oleh sejumlah partai politik (parpol).
Menurut pengamat politik Saidiman Ahmad, parpol pada akhirnya juga akan memgambil keputusan rasional dengan menjauh dari Jokowi yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober 2024.
"Karena selama ini ada kesan bahwa Pak Jokowi melakukan intervensi ke Parpol dengan berbagai macam cara. Misalnya, ketua Golkar tiba-tiba mengundurkan diri, kita tidak tahu sebabnya dan ada selintikan bahwa ini terkait dengan ancaman kemudian digantikan oleh orang terdekatnya Pak Jokowi. Lalu ada isu bahwa Pak Jokowi sendiri akan menjadi ketua Dewan Pembimbing (Golkar)," kata Saidiman saat dihubungi Suara.com, Senin (26/8/2024).
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu melihat, sejumlah parpol akan makin menjauh dari Jokowi setelah politisi asal Solo itu tak lagi menjabat sebagai presiden. Sehingga, mereka tak akan lagi menganggap Jokowi sebagai panutan serta faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan keputusan politik.
Sekalipun saat ini masih ada kesan beberapa parpol yang 'tunduk' kepada Jokowi, Saidiman melihat, bukan tidak mungkin mereka tak memiliki dendam terhadap orang nomor satu di Indonesia itu.
"Jangan-jangan, misalnya, ada sejumlah partai yang mungkin sekarang masih tunduk kepada Pak Jokowi, tapi sebetulnya mereka menyimpan dendam, karena diperlakukan semena-mena. Dan kalau kemudian partai-partai mulai meninggalkan dia, ya mungkin ini buah dari manuver politik yang dilakukan oleh Istana selama ini yang mencoba melakukan intervensi ke dalam partai politik," tuturnya.
Sekalipun masih ada putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, yang menjadi Wakil Presiden terpilih untuk periode 2024-2029, dinilai tidak cukup untuk membuat posisi Jokowi tetap terpandang setelah lengser dari kursi kekuasaannya.
Alasannya, kata Saidiman, karena keluarga Jokowi sendiri tidak memiliki partai besar yang bisa mendominasi peta politik Tanah Air.
Baca Juga: Masyarakat Marah dan Kecewa ke Presiden Jokowi, PDI Perjuangan Minta Maaf
"Pak Jokowi ini walaupun presiden, tetapi dia tidak memiliki satu partai politik yang kuat. Ya, Kaesang pemimpin partai di PSI, tapi PSI tidak lolos ke Senayan. Jadi tidak punya dukungan politik yang kuat. Menurut saya ini akan sangat bermasalah untuk orang seperti Gibran nantinya," kata Saidiman.
Sebelumnya Presiden Jokowi sempat curhat tentang fenomena datang dan pergi orang-orang di sekitarnya. Hal itu dikatakan Jokowi saat menyampaikan sambutan pada kongres Partai NasDem pada Minggu (25/8) kemarin.
Jokowi sebenarnya tidak menjelaskan konteks perkataannya apakah terkait dengan dinamika politik Tanah Air. Namun demikian, dalam lanjutan sambutannya, Jokowi menekankan bahwa Partai Nasdem dan Ketua Umumnya Surya Paloh termasuk yang masih setia dengannya.
"Biasanya datang ramai-ramai, begitu mau pergi ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin, tidak dengan Bang Surya dan tidak dengan Nasdem," kata Jokowi.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Mengerikan! Jokowi Palsukan Identitas Ibu Kandungnya
-
Gaya Hedon Kaesang-Erina Lagi Disorot, Jan Ethes Malah Pakai Kaos Sejutaan Saat Jalan-jalan dengan Mbah Jokowi
-
Cek Fakta: Jokowi Ditangkap Massa
-
Masyarakat Marah dan Kecewa ke Presiden Jokowi, PDI Perjuangan Minta Maaf
-
Sebentar Lagi Lengser, Jokowi Bisa Dikenang Rakyat jadi Presiden Paling Serakah karena Politik Dinasti
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah