Suara.com - Mantan anggota parlemen Afghanistan dan mantan duta besar untuk Norwegia, Shukria Barakzai menekankan bahwa peran perempuan dalam ekonomi dan masyarakat tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dalam wawancara dengan Riz Khan dari Al Arabiya, Barakzai menggambarkan situasi saat ini sebagai kemunduran besar bagi Afghanistan. Ia menyebutkan bahwa dengan undang-undang baru yang mengucilkan perempuan dari kehidupan publik, negara akan kehilangan kontribusi penting dari para perempuan yang selama ini bekerja sebagai dokter, jurnalis, insinyur, dan pengusaha.
“Dokter perempuan tidak akan ada lagi. Tidak ada jurnalis perempuan, tidak ada insinyur perempuan, tidak juga pengusaha perempuan,” ujar Barakzai, dikutip Rabu.
“Setiap masyarakat, setiap negara, setiap burung perlu terbang dengan dua sayap,” tambahnya.
Undang-undang yang diberlakukan oleh Taliban pada Agustus lalu melarang perempuan berbicara atau bernyanyi di depan umum serta melarang mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Barakzai mengutuk undang-undang tersebut, menyebutnya sebagai “kerugian besar” bagi Afghanistan, yang menurutnya telah kehilangan banyak hal, termasuk harga diri dan identitas bangsa.
Kritik terhadap kebijakan Taliban ini juga datang dari komunitas internasional.
Ketua Kelompok Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak Perempuan, Dorothy Estrada Tanck menyuarakan keprihatinan serupa. Dalam wawancara yang sama, Tanck mendesak agar undang-undang baru Taliban dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan "apartheid gender."
Menariknya, penolakan terhadap kebijakan Taliban ini tidak hanya datang dari luar negeri. Beberapa ulama di dalam negeri Afghanistan juga mengecam undang-undang tersebut, menilai bahwa penafsiran Taliban atas hukum Islam tidak benar.
"Kami bertemu dengan para ulama yang memiliki pemahaman mendalam tentang hukum Islam, dan mereka mengatakan bahwa ini bukanlah penafsiran yang benar," ujar Estrada Tanck.
Meskipun situasi tampak suram, ada secercah harapan di tengah keprihatinan ini. Barakzai berharap bahwa tindakan keras Taliban akhirnya akan memicu perlawanan dari rakyat Afghanistan dan memunculkan perpecahan di antara barisan Taliban sendiri. Ia mencatat bahwa sudah mulai terlihat adanya perpecahan di antara para pemimpin Taliban terkait isu pendidikan, dengan beberapa dari mereka mendukung pembukaan kembali sekolah-sekolah.
"Orang-orang mulai sadar, sekarang mereka menentang Taliban. Mereka kehilangan komandan mereka sendiri, dan perpecahan di antara para pemimpin Taliban mulai terlihat," tambah Barakzai.
Berita Terkait
-
Kelompok Negara Islam Klaim Bom Bunih Diri di Afghanistan yang Tewaskan 6 Orang, Sasaran Utamanya Taliban
-
Bom Bunuh Diri Meledak di Ibu Kota Afghanistan, 6 Tewas Belasan Terluka
-
Maju Pilkada Jatim 2024, Emil Dardak Asli Orang Mana? Kakeknya Kyai Tersohor Organisasi Islam Terbesar
-
Daftar Pertama, Andika Hazrumy Klaim Didukung Ulama Hingga Kyai
-
Influencer Amerika Dikecam 'Fangirling' ke Tentara Taliban di saat Perempuan Afghanistan Tertindas dan Dihukum Mati
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram