Suara.com - Kasus pembunuhan terhadap aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib telah berlalu selama 20 tahun. Akan tetapi, pemerintah belum juga berhasil mengungkap tuntas dalang sebenarnya atas kasus tersebut.
Mantan Tim Pencari Fakta Pembunuhan Munir tahun 2004-2005 Usman Hamid menyampaikan bahwa pembunuhan tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai kejahatan biasa.
"Perkara ini tidak bisa diletakan sebagai pembunuhan biasa atau pembunuhan dalam konteks kejahatan biasa. Dia harus diletakan dalam mekanisme untuk memeriksa dan mengadili kejahatan luar biasa. Dasar undang-undangnya sudah ada, yaitu Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Pengadilan HAM," jelas Usman dalam konferensi pers 20 Tahun Pembunuhan Munir di kantor YLBHI, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Dalam lensa UU HAM, lanjut Usman, pembunuhan Munir bisa dipandang sebagai kejahatan di luar hukum atau extrajudisial killing, yakni pembunuhan yang dilakukan aparat negara di luar keputusan pengadilan.
Menurutnya, pembunuhan Munir juga sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Yakni serangan yang ditujukan terhadap penduduk sipil dan mengandung unsur sistematis. Komnas HAM, sebagai bagian dari Pemerintah, yang bertanggungjawab atas pengusutan kasus tersebut juga dinilai telah gagal.
"Terlalu lama Komnas HAM dalam lakukan penyelidikan ini, bertele-tele, terlalu birokratis, terlalu teknoratis," ujar Usman.
Meskipun sudah ada pihak yang dijadikan pelaku yakni, Pollycarpus Budihari Priyanto, salah satu pilot yang bertugas membawa Munir ke Belanda, namun diyakini bahwa orang tersebut hanya sebagai pelaksana tugas.
Pollycarpus sendiri telah dijatuhi hukuman selama 14 tahun penjara dan sudah bebas murni pada 29 Agustus 2018.
"Penerbangan yang ditumpangi Munir berstandar internasional dan milik perusahaan negara. Karena itu tidak mungkin bisa disusupi begitu saja untuk adanya sebuah kejahatan seperti ini. Karena itu keterlibatan pihak lain di luar maskapai menjadi lebih terbuka dengan hasil tim pencari fakta. Dimensi-dimensi seperti ini yang kurang terbongkar dalam peradilan," kata Usman.
Baca Juga: Mengenal Praktik Penipuan Online,'Phishing' dan 'Smishing'
Diketahui Munir dibunuh pada 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia saat perjalanan dari Jakarta ke Belanda.
Berita Terkait
-
Awas Kejahatan Cyber dengan Modus Kirim Hadiah dan QR Code, Ponsel Bisa Dibobol dalam Hitungan Detik
-
Data Bocor Lagi! Kominfo Ancam Pelaku Kejahatan Siber: Tidak Ada Toleransi!
-
Tuai Sorotan, Polisi Angkat Suara Imbas Kasus Kejahatan Seksual dari Taeil Eks NCT
-
SM Entertainment Klaim Baru Mendapat Laporan Kasus Taeil NCT Sejak Agustus
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?