Suara.com - Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) AB Widyanta menyoroti fenomena anggota DPRD terpilih yang ramai-ramai menggadaikan surat keputusan (SK) ke bank setelah dilantik menjadi dewan. Peristiwa anggota DPRD terpilih menggadaikan SK demi dapatkan pinjaman uang di antaranya terjadi di Serang dan Subang.
Menurut Widyanta, fenomena tersebut menunjukan kalau praktik demokrasi dijalankan dengan sangat rendah.
Dia menyebut, hal yang dilakukan para anggota DPRD Serang itu sebagai fenomena khas dari perpolitikan Indonesia yang mengalami pembusukan.
"Pembusukan demokrasi itu kita bisa lihat dalam wajah di Serang. Bagian dari bahwa demokrasi di negeri ini sudah berada di level yang paling rendah dalam praktik politik demokrasi selama pasca-reformasi, ini yang terendah," kata Widyanta kepada Suara.com saat dihubungi, Jumat (6/9/2024).
Telah jadi rahasia umum kalau para calon legislatif perlu keluarkan modal politik saat proses pemilu. Padahal, menurut Widyanta, pelaksanaan demokrasi seharusnya tidak membutuhkan biaya mahal.
Namun, dalam praktiknya, sistem demokrasi jadi terasa mahal akibat praktik berpolitik yang telah dikotori, salah satunya dengan menjalankan politik uang setiap kali proses pemilu.
"Mahal ketika sistem demokrasi itu sendiri sudah dikotori dengan praktik-praktik yang memang kita tidak terbiasa untuk punya etos. Dan ini adalah bagian dari bagaimana orang-orang sudah menjadikan segala sesuatu sebagai bagian dari komoditas yang diperjual-belikan," ujarnya.
Dosen Departemen Sosiologi UGM itu mengkritisi, fenomena seperti itu sebenarnya jadi ciri khas dari masyarakat kapitalistik yang rakus.
"Tentu saja ini catatan yang juga penting untuk disampaikan karena bagaimana juga terjadi bukan hanya political decay, yang lebih parah adalah constitutional decay atau bahkan constitution decay. Constitutional itu adalah perundang-undangan yang juga sudah mulai dibusukkan oleh praktik-praktik pengubahan undang-undang secara tidak demokratik dengan cara-cara yang buruk," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Heboh Anggota DPRD Subang Kompak Gadai SK ke Bank usai Dilantik: Bayar Utang atau Balikin Modal Nyaleg?
-
Maki-maki buat Shock Therapy, Silfester Matutina Kini Ancam Rocky Gerung: Saya Janji Kejar Orang Itu sampai Lubang Tikus
-
Jejak Digital Silfester Dikuliti usai Maki-maki Rocky Gerung: Bela Kaesang hingga Dihukum Gegara Fitnah JK
-
Nisya Ahmad Jadi Anggota DPRD Jawa Barat di Tengah Proses Cerai, KPU Bilang Begini
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf