Suara.com - Analis Politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai pernyataan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal jangan banyak matahari, itu mewakili banyak kegelisahan tokoh bangsa yang lain.
Menurutnya, pernyataan itu menggambarkan kecurigaan Presiden terpilih Prabowo Subianto terkesan tak bebas dari bayang-bayang Presiden Jokowi.
"Statemen SBY sebenarnya mewakili banyak kegelisahan tokoh bangsa Indonesia saat ini," kata Dedi kepada Suara.com, Kamis (12/9/2024).
"Statemen itu mendasar pada kecurigaan umum bahwa Prabowo tidak terkesan bebas menentukan performa kepemimpinannya, masih ada bayang-bayang Joko Widodo atau Jokowi, misalnya terkait polemik dewan pertimbangan agung, lalu munculnya RUU kementerian, yang secara corak kebijakan mirip seperti Jokowi," sambungnya.
Selain itu, kata dia, terlihat juga sekarang Prabowo sudah terdikte oleh Jokowi.
"Bahkan, saat ini sudah dimulai adanya penempatan posisi elit dari kalangan tim sukses, itu menandai jika Prabowo seolah terdikte dengan cara Jokowi," ujarnya.
Menurutnya adanya hal itu kemudian diduga membuat SBY curiga, akan ada dua Matahari dalam kepemimpinan nasional, de facto dan de jure.
"Tentu situasi yang demikian ini meresahkan, karena seolah negara ini hendak dikuasai dengan cara yang tidak bermartabat, dan hanya mementingkan kelompok keluarga tertentu," pungkasnya.
Pernyataan SBY
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan arahan pada acara peringatan HUT Ke-23 Partai Demokrat mengingatkan negara akan mengalami kekacauan jika ada banyak "matahari" yang memimpin.
SBY yakin institusi mana pun, baik itu negara maupun partai politik, harus dipimpin hanya oleh satu matahari — kiasan yang merujuk pada pemimpin.
"Kacau sebuah negara, dalam sebuah institusi, termasuk partai politik, kalau mataharinya banyak. Bisa dibayangkan, (akan) semakin panas, karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga, bagaimana," kata SBY di hadapan pengurus dan kader saat acara peringatan HUT Ke-23 Partai Demokrat di pelataran kantor pusat partai, Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, SBY menegaskan hanya ada satu "matahari" di Partai Demokrat, yaitu Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini, hanya ada satu matahari, tidak ada lagi, sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," kata Presiden Ke-6 RI itu.
Dalam kesempatan itu, SBY juga menyampaikan rasa syukurnya karena Partai Demokrat mampu bertahan dan tetap berdaulat, meskipun dalam 10 terakhir menghadapi berbagai cobaan, mulai dari upaya pengambilalihan paksa partai sampai tantangan pada masa kontestasi Pilpres 2024.
Berita Terkait
-
Bahlil Soal Jatah Menteri Golkar Di Kabinet Prabowo: Tunggu Tanggal Mainnya
-
Rezim Lagi Dikuliti, Khodam Jokowi Dibongkar Om Hao Kisah Tanah Jawa: Kuat Sekali, Dipegang Ratu Nusantara
-
Karakter Asli Mutiara Anak Anies Baswedan Terkuak, Dinilai Beda Jauh dari Gibran Rakabuming
-
Kabinet Gemuk Prabowo, Bahlil: Yah Nggak Apa-apa!
-
Kabinet Gemuk Prabowo, Keponakannya Sebut Duitnya Sudah Siap
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Sudah Ditangkap? Misteri Hilangnya Nama Gembong Narkoba Fredy Pratama dari Situs Interpol
-
MBG di SDN 01 Pasar Rebo Disetop Imbas Keracunan Massal, Sampel Muntahan Siswa Diteliti Puskesmas
-
Miris! Polisi Bacok Polisi di Tempat Hiburan Malam, Propam Polda Gorontalo Ancam Sanksi Berat
-
Acungkan Jari Telunjuk, Ekspresi Prabowo 'Pecah' saat Nyanyi Bareng Sederet Pejabat di Lubang Buaya
-
Keracunan MBG di Pasar Rebo! Mie Pucat dan Bau Busuk Diduga Jadi Biang Kerok
-
Bau Busuk dari Mobil Terparkir Ungkap Tragedi: Sopir Taksi Online Ditemukan Tewas di Pejaten
-
Korupsi Menggila di Desa! ICW Ungkap Fakta Mencengangkan Sepanjang 2024
-
Menkeu Purbaya Curhat Gerak-geriknya di Tiktok Dipantau Prabowo, Mengapa?
-
Organisasi Kesehatan Kritik Rencana Menkeu Tidak Naikkan Cukai Rokok 2026: Pembunuhan Rakyat!
-
Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan