Suara.com - Letnan Jenderal Angkatan Darat Tiongkok, He Lei, menyatakan bahwa Tiongkok siap menghancurkan setiap serangan asing yang mengancam wilayah kedaulatannya, termasuk di Laut Cina Selatan.
Pernyataan tegas ini disampaikan pada hari Kamis di sela-sela forum pertahanan Xiangshan di Beijing, sebagai tanggapan terhadap ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut.
"Kami berharap Laut Cina Selatan tetap menjadi lautan damai," ujar Letnan Jenderal He kepada sekelompok wartawan, termasuk dari AFP.
Namun, dia juga memperingatkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) tidak akan tinggal diam jika kedaulatan maritim negaranya dilanggar.
Letnan Jenderal He juga menyoroti peran Amerika Serikat dalam ketegangan ini. Menurutnya, jika Washington terus mendorong negara-negara lain ke garis depan atau bahkan turun langsung, Tiongkok akan memberikan respons yang tegas.
"Kami akan dengan tegas menghancurkan setiap pelanggaran terhadap hak teritorial dan maritim Tiongkok dengan tekad dan kemampuan yang kuat," tegasnya.
Ketegangan Tiongkok dan Amerika Serikat
Tiongkok dan Amerika Serikat telah berselisih selama beberapa bulan terakhir terkait pendekatan Tiongkok yang semakin tegas di wilayah maritim yang disengketakan, termasuk Laut Cina Selatan.
Kawasan ini merupakan titik panas konflik, dengan Beijing mengklaim hampir seluruh perairan tersebut meskipun putusan pengadilan internasional menyatakan klaim itu tidak sah.
Baca Juga: Amerika Serikat Danai Israel Untuk Bombardir Gaza, Sanders: Jangan Beri Mesin Perang Netanyahu
Kapal-kapal Tiongkok juga terlibat dalam sejumlah konfrontasi dengan kapal Filipina di perairan yang sama. Konflik ini menambah ketegangan di antara negara-negara yang bersengketa atas Laut Cina Selatan, termasuk Vietnam, Malaysia, dan Brunei.
Dalam forum Xiangshan tersebut, Letnan Jenderal He menegaskan bahwa penyelesaian ketegangan ini bergantung pada Amerika Serikat.
"Amerika Serikat yang perlu mengambil langkah untuk meredakan situasi," ujarnya.
Berita Terkait
-
Amerika Serikat Danai Israel Untuk Bombardir Gaza, Sanders: Jangan Beri Mesin Perang Netanyahu
-
Budi Arie Bela Kaesang dari Tuduhan Jet Pribadi: Istri Hamil, Pesawat Umum Tak Cocok!
-
Donald Trump: Kamala Harris Benci Israel
-
Aktivis Amerika Keturunan Turki Ditembak Mati Pasukan Israel, Begini Reaksi Joe Biden
-
Dibocorkan sang Adik, Nikita Willy Bakal Terbang ke AS untuk Melahirkan Anak Kedua
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu