Suara.com - Layanan keamanan Rusia, FSB, pada Jumat mengumumkan pencabutan akreditasi enam diplomat Inggris di Moskow dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas mata-mata dan sabotase. Langkah ini disebut sebagai respons terhadap berbagai tindakan tidak bersahabat yang dilakukan Inggris terhadap Rusia.
Dalam pernyataannya, FSB menyebut bahwa ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan diplomat-diplomat tersebut dalam upaya meningkatkan ketegangan politik dan militer, serta berupaya memastikan kekalahan strategis Rusia dalam perang dengan Ukraina.
"Dokumen yang ditemukan memberi alasan kuat untuk mempertimbangkan aktivitas diplomat Inggris sebagai ancaman terhadap keamanan Federasi Rusia," ungkap FSB dalam pernyataannya.
Inggris menolak keras tuduhan ini, menyebutnya sebagai tindakan balas dendam setelah pengusiran atase pertahanan Rusia dari London pada Mei lalu. Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris menegaskan bahwa tuduhan tersebut "sepenuhnya tidak berdasar."
“Kami tidak akan meminta maaf atas upaya kami melindungi kepentingan nasional,” ujar juru bicara tersebut.
FSB juga mengancam bahwa mereka akan meminta diplomat Inggris lainnya untuk pulang lebih awal jika ditemukan terlibat dalam kegiatan serupa. Diplomat-diplomat tersebut bahkan disebutkan namanya dalam siaran televisi negara Rusia, dengan gambar mereka ditampilkan untuk publik.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menuding aktivitas Kedutaan Besar Inggris di Moskow sudah jauh melampaui batas konvensi diplomatik, dan menyebutnya sebagai kegiatan yang dirancang secara sengaja untuk merugikan rakyat Rusia.
Berita Terkait
-
Pertempuran Sengit di Timur Ukraina, Rusia Intensifkan Serangan di Kurakhove dan Pokrovsk
-
Jepang Langsung Kerahkan Jet Tempur setelah Pesawat Rusia Melintasi Kepulauan
-
Ulasan Novel 'The Secret Commonwealth', Kisah Mata-Mata yang Berbahaya
-
15 Ucapan Maulid Nabi dalam Bahasa Inggris, Kata-kata Singkat Cocok Buat Caption Medsos
-
Aktivis Amerika-Turki Tewas Dibunuh Tentara Israel, Rusia: Ini adalah Peristiwa Tragis
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar