Suara.com - Tim Peduli Alam dan Manusia bersama lima kepala desa dari Timika Barat serta kepala desa dari wilayah Mapiah, Kabupaten Dogiyai, mengadakan rapat untuk menjaga tapal batas tanah antara suku Mee dan suku Kamoro di Mogodagi, Distrik Kapiraya, Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, pada Kamis, 19 September 2024.
Dalam rapat tersebut, Ketua Tim Peduli Alam dan Manusia Kapiraya dari wilayah Mapiah, Musa Boma, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa kepala desa, yakni Kepala Desa Akar Petrus Werke, Kepala Desa Mapar Meli Takato, dan Kepala Desa Mumuka Kostan Koari, untuk mengambil keputusan terkait tapal batas tanah adat antara suku Mee dan suku Kamoro.
“Kami, lima kepala desa bersama Tim Peduli Alam dan Manusia Mapiah, sepakat untuk menjaga wilayah masing-masing,” kata Musa Boma dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (19/9/2024).
Boma menegaskan bahwa wilayah tapal batas yang dijaga meliputi area dari Kali Wakia hingga Kali Era.
"Siapapun tidak boleh merampas wilayah ini. Sepanjang pesisir akan dijaga oleh saudara-saudara Kamoro, sementara daratan di atasnya akan dijaga oleh orang Mee. Hasil dari wilayah ini akan kita nikmati dan jaga bersama," tegasnya.
Sebagai ketua Tim Peduli Alam dan Manusia, Boma menekankan bahwa tidak ada pihak luar yang diperbolehkan mengambil alih batas tanah dari Kali Wakia hingga Kali Era tanpa izin kedua suku.
Dalam rapat tersebut, Boma mengungkapkan bahwa telah diambil keputusan bersama terkait perusahaan-perusahaan yang mungkin masuk ke wilayah tersebut. Baik perusahaan kayu maupun tambang emas, jika melalui pesisir pantai, harus mendapatkan persetujuan dari kedua suku.
"Jika ada perusahaan yang ingin masuk, teman-teman Kamoro akan segera memanggil orang Mee untuk duduk bersama dan memutuskan apakah perusahaan tersebut boleh masuk atau tidak. Jika tidak, maka kami tidak akan memberikan izin," jelas Boma.
Boma juga menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik antara suku Mee dan Kamoro, yang telah terjalin sejak lama.
Baca Juga: Dukungan untuk Meki Nawipa-Deinas Geley Bertambah, Kali Ini Datang dari Masyarakat Timika
"Dulu, ketika Agama Katolik masuk melalui Kali Poronggo, pendidikan juga diajarkan oleh orang Kamoro. Mereka memberikan banyak jasa dalam agama, kesehatan, politik, dan lainnya. Kami menghargai jasa baik mereka hingga hari ini," ujarnya.
Boma menambahkan, hubungan antara kedua suku tetap harmonis sejak dahulu, dan hal ini harus terus dijaga hingga generasi mendatang.
"Kami tidak pernah membuat masalah dengan mereka. Oleh karena itu, kami akan terus menjaga persatuan kita hingga generasi berikutnya," tambahnya.
Musa Boma juga menyampaikan pentingnya menjaga tanah dan manusia di wilayah Mapiah, seiring dengan ambisi politik untuk meraih posisi bupati dan wakil bupati.
"Merebut kursi Bupati dan Wakil Bupati penting, tetapi menyelamatkan tanah dan manusia asal wilayah Mapiah juga sama pentingnya. Kami harus tetap konsisten dalam perjuangan ini, agar di masa depan hal ini menjadi warisan yang dikenal oleh generasi milenial Mapiah," katanya.
Kontributor : Elias Douw
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Cuaca Jakarta Hari Ini Menurut BMKG: Waspada Hujan Sepanjang Hari Hingga Malam
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN