Suara.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut dalam penyelidikan perkara tujuh remaja yang tewas di Kali Bekasi. Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengatakan, berdasarkan hasil keterangan saksi, tidak ada tembakan peringatan saat polisi melakukan pembubaran.
"Dari pengumpulan informasi yang kami dapatkan, tidak ada tembakan ataupun tembakan peringatan," kata Poengky, saat dikonfirmasi, Kamis (26/9/2024).
Kasus ini sendiri sempat menjadi sorotan publik lantaran, penemuan tujuh jenazah ini bermula dari pembubaran polisi terhadap puluhan remaja yang disebut hendak melaksanakan tawuran.
Tidak sedikit remaja yang kabur kocar kacir, dan beberapa yang nekat menyeburkan diri ke Kali Bekasi agar bisa lolos dari kejaran polisi. Hingga akhirnya, tujuh remaja ditemukan meninggal dunia.
"Dari paparan Polrestro Bekasi Kota, diduga tujuh jenazah tersebut bagian dari kelompok yang akan tawuran,” kata Poengky.
“Di tempat kumpulnya peserta tawuran, ada sekitar 50 orang berkumpul. Ada yang membawa senjata-senjata tajam dan ada yang mengonsumsi minuman keras," tambahnya.
Dari lokasi polisi juga menyita puluhan senjata tajam, senjata tersebut. Bahkan tiga remaja kepergok sedang memegang senjata tajam sepanjang 1,8 meter.
"Di tempat berkumpulnya anggota geng tersebut, polisi menemukan puluhan senjata tajam. Bahkan ada tiga orang yang tertangkap tangan membawa sajam setinggi 1,8 meter, yang kemudian dijadikan tersangka," ucapnya.
Kode Pesta
Baca Juga: Hujan Iringi Pemakaman Muhammad Farhan Remaja yang Tewas di Kali Bekasi
Kompolnas juga menemukan kode ‘Pesta’ yang diduga merupakan sandi untuk melakukan tawuran.
Poengky mengatakan, kode tersebut terungkap saat dirinya mewawancarai tiga tersangka yang saat ditangkap tengah membawa senjata tajam.
"Kodenya kan pesta, syukuran, ulang tahun dan sebagainya itu merujuk ke tawuran. Mengelabui orang tua," kata Poengky.
"Saya tanya ketiga tersangka itu. Siapa yang ulang tahun, kok ada pesta? Mereka jawab tidak ada yang ulang tahun, Bu. Itu artinya ngajak tawuran," tambahnya.
Poengky merasa prihatin dengan prilaku remaja saat ini. Pasalnya mereka sampai mengelabuhi orang tua untuk bisa ikut tawuran.
Selain itu kegiatan Patroli rutin kepolisian di malam hari, lanjut Poengky, perlu lebih ditingkatkan sebagai pencegah adanya gangguan ketertiban masyarakat.
Berita Terkait
-
Hujan Iringi Pemakaman Muhammad Farhan Remaja yang Tewas di Kali Bekasi
-
Polisi Lakukan Pra Rekonstruksi Kasus 7 Remaja Tewas Di Kali Bekasi
-
Kompolnas Ungkap Kode 'Pesta' Usai Penemuan 7 Jasad Di Kali Bekasi: Untuk Kelabui Orang Tua
-
Kompolnas Beberkan Hasil Supervisi Penemuan 7 Jasad Remaja Di Kali Bekasi, Ungkap Kode 'Pesta'
-
Usut Dugaan Pelanggaran, Propam Polda Metro Periksa 9 Anggota Tim Presisi Terkait Kasus 7 Mayat ABG di Kali Bekasi
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara