Suara.com - Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtarudin menyatakan dukungan terhadap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lokomotif ekonomi di Asia Tenggara. Hal itu ingin dicapai melalui hilirisasi industri komoditas strategis, seperti nikel, batu bara, dan timah.
Ia berharap, pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat melanjutkan program hilirisasi tersebut. Menurutnya, keberlanjutan program hilirisasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian nasional guna mewujudkan cita-cita Indonesia Emas pada 2045.
"Komisi VII DPR RI berharap dengan hilirisasi, Indonesia bisa mengendalikan seluruh sumber daya alam, baik itu nikel, batu bara, timah, dan lainnya," kata Mukhtarudin saat dihubungi wartawan, Jumat (27/09/2024).
Wakil Ketua Fraksi Golkar bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) DPR RI ini menjelaskan bahwa keberlanjutan hilirisasi ini merupakan kebijakan penting. Terutama, karena dapat menjadi pendongkrak nilai tambah yang signifikan untuk meningkatkan pendapatan negara.
Diketahui, sebelum hilirisasi dilakukan, ekspor nikel pada 2017 hanya mencapai 3,3 miliar dolar AS. Sementara pada 2023, setelah hilirisasi diberlakukan, angkanya meningkat signifikan menjadi 33,8 miliar dolar AS. Angka tersebut hanya berasal dari satu hingga dua turunan nikel, belum termasuk baterai kendaraan listrik (EV) dan mobil listrik.
Selain nikel, Indonesia merupakan produsen utama komoditas batu bara dan timah, sehingga hal ini dapat memberikan nilai tambah maksimal bagi perekonomian nasional.
"Artinya, kita bisa mengendalikan harga sendiri, sehingga dapat memberikan nilai tambah maksimal bagi perekonomian bangsa," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberlanjutan program hilirisasi merupakan langkah strategis yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dengan menghentikan ekspor bijih nikel dan hasil pertambangan lainnya.
"Ya tentu Komisi VII DPR RI mendukung, karena keputusan tersebut diambil untuk mendorong hilirisasi industri dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ungkapnya.
Baca Juga: 3 Tim ASEAN Bantai Lawannya di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, Ada Indonesia
Menurutnya, hilirisasi terhadap sumber daya alam di Indonesia merupakan kunci dalam meningkatkan ekonomi nasional. Mukhtarudin pun mencontohkan kebijakan hilirisasi nikel yang telah membawa lonjakan besar bagi penerimaan negara.
Pada 2015, ekspor nikel Indonesia hanya bernilai Rp45 triliun, namun setelah kebijakan hilirisasi diterapkan, nilai tersebut melonjak menjadi Rp520 triliun pada 2023.
"Apalagi potensi nikel kita nomor satu di dunia," jelasnya.
Ia juga berharap para produsen dapat memanfaatkan batu bara sebagai komoditas unggulan. Hal ini sejalan dengan peningkatan nilai tambah melalui program hilirisasi dalam negeri.
Selain hilirisasi, Mukhtarudin juga mendorong agar pemerintahan Prabowo Subianto memprioritaskan kebijakan investasi padat karya, seperti pangan, energi, dan manufaktur, dalam periode lima tahun ke depan.
Menurutnya, peran sektor industri manufaktur juga turut memacu perekonomian daerah dan nasional.
Berita Terkait
-
3 Tim ASEAN Bantai Lawannya di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, Ada Indonesia
-
3 Tim ASEAN Kena Bantai di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, Brunei Darussalam Dijebol 15 Kali!
-
Incar Destinasi di Asia Tenggara? Promo Tiket Murah Terbang dari Jakarta & Medan Sudah di Depan Mata!
-
Disentil Justin Hubner, 5 Rival Timnas Indonesia di Asia Tenggara yang Levelnya Dibalap Jauh
-
Thailand hingga Laos, Inilah Daftar Pemain Abroad Indonesia di Liga Asia Tenggara
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Kaleidoskop Jakarta 2025: Wajah Baru DKJ, Amukan Si Jago Merah, hingga Banjir Tetap Jadi Langganan
-
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
-
Empat Pekan Pascabencana Sumatra, Apa Saja yang Sudah Pemerintah Lakukan?
-
PKB soal Bencana Sumatra: Saling Tuding Cuma Bikin Lemah, Kita Kembali ke Khitah Gotong Royong
-
18 Ucapan Selamat Natal 2025 Paling Berkesan: Cocok Dikirim ke Atasan, Sahabat, hingga Si Dia!
-
Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Natal 24-25 Desember, Ini Jadwalnya
-
Diduga Peliharaan Lepas, Damkar Bekasi Evakuasi Buaya Raksasa di Sawah Bantargebang Selama Dua Jam
-
Bambang Tri Siap Jadi Saksi Sidang Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Baru dari Buku Sri Adiningsih
-
Wamenkum: Penyadapan Belum Bisa Dilakukan Meski Diatur dalam KUHAP Nasional
-
Hindari Overkapasitas Lapas, KUHP Nasional Tak Lagi Berorientasi pada Pidana Penjara