Suara.com - Serangan udara Israel yang meluas ke wilayah Lebanon telah memaksa sekitar 100.000 orang melarikan diri ke Suriah. Angka ini meningkat dua kali lipat hanya dalam dua hari terakhir, menurut Kepala Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Filippo Grandi.
Grandi mengungkapkan informasi ini melalui unggahan di platform media sosial X pada Senin, menekankan bahwa eksodus besar-besaran ini melibatkan warga Lebanon dan Suriah yang mencari perlindungan dari serangan udara Israel.
"Arus keluar ini terus berlanjut," ungkapnya.
UNHCR, bersama otoritas lokal dan Bulan Sabit Merah Suriah, telah hadir di empat titik perbatasan untuk membantu para pengungsi yang baru tiba. Menurut laporan dari AFP pada Sabtu, perpindahan massal ini dimulai sejak 23 September 2024, ketika serangan Israel semakin intensif.
Dalam seminggu terakhir, serangan udara Israel tidak hanya menargetkan Gaza tetapi juga menyasar kelompok Hizbullah di Lebanon, sekutu regional Iran. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tewas dalam salah satu serangan pada Jumat lalu. Dampak serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 700 kematian di Lebanon, termasuk 14 paramedis dalam dua hari terakhir, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.
Seiring dengan meningkatnya kekerasan, lebih dari 30.000 orang dilaporkan telah melintasi perbatasan menuju Suriah pada Jumat, dengan sebagian besar di antaranya merupakan warga negara Suriah.
Gonzalo Vargas Llosa, perwakilan UNHCR di Suriah, menjelaskan bahwa sekitar 80 persen dari mereka yang melarikan diri adalah warga Suriah, sedangkan sisanya adalah warga Lebanon.
"Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dengan sekitar setengah dari total pengungsi adalah anak-anak dan remaja," jelasnya kepada media.
Para pengungsi yang tiba di Suriah menghadapi tantangan besar. Suriah sendiri telah mengalami krisis berkepanjangan selama lebih dari 13 tahun, dengan kekerasan yang belum berakhir dan kondisi ekonomi yang runtuh.
Baca Juga: Pemimpin Baru Segera Diumumkan, Hizbullah Siap Balas Serangan Israel!
"Mereka tiba dalam keadaan kelelahan, trauma, dan sangat membutuhkan bantuan," tambah Llosa.
Situasi ini menambah tekanan besar pada Suriah yang masih berjuang dengan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan. PBB terus berusaha memberikan bantuan, namun situasi semakin genting dengan jumlah pengungsi yang terus bertambah di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Berita Terkait
-
Pemimpin Baru Segera Diumumkan, Hizbullah Siap Balas Serangan Israel!
-
Israel Belum Puas 'Habisi' Warga Palestina, Terbaru 25 Orang Tewas
-
Tanpa Kirim Pasukan, Iran Bersumpah Balas Dendam atas Tewasnya Nasrallah
-
Ketegangan Memanas: Pimpinan Hamas di Lebanon Tewas Dibom, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran
-
Menlu Israel sebut Tak Mungkin Ada Gencatan Senjata Sebelum Hizbullah Dilucuti Senjatanya
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?