Suara.com - Ibu dari miliarder Elon Musk, Maye Musk, baru-baru ini memicu kontroversi besar setelah diduga mendorong penipuan pemilih menjelang pemilihan umum AS yang dijadwalkan pada 5 November mendatang.
“Partai Demokrat telah memberi kita opsi lain. Anda tidak perlu mendaftar untuk memilih. Pada hari pemilihan, miliki 10 nama palsu, pergi ke 10 tempat pemungutan suara, dan pilih 10 kali. Itu berarti 100 suara, dan itu tidak ilegal. Mungkin kita juga harus memanfaatkan sistem ini.” tulisnya di X, Pada 5 Oktober lalu.
Pernyataan tersebut langsung mendapatkan reaksi negatif. Penyelidikan terkait penipuan pemilih juga menunjukkan bahwa kejadian semacam itu sangat jarang terjadi, dan tidak ada bukti yang mendukung klaim Maye Musk mengenai penipuan terorganisir oleh Demokrat.
Bukan cuma itu saja, kecaman juga datang dari berbagai pihak di media sosial. Bahkan, para ahli hukum memberikan pandangan mereka tentang legalitas pernyataan Maye Musk.
Nate Persily, seorang ahli pemilihan dari Stanford Law School, mengingatkan bahwa jika individu mengikuti saran tersebut, mereka kemungkinan besar akan melanggar hukum pemilihan.
Menurutnya, Judul 52 Kode AS melarang penggunaan informasi palsu untuk mendaftar sebagai pemilih, dengan sanksi potensial, termasuk denda hingga $10.000 atau penjara hingga lima tahun.
Lebih lanjut, hanya menggunakan nama palsu tidak cukup untuk mendaftar sebagai pemilih. Individu harus memberikan bukti identitas, yang biasanya mencakup nomor lisensi mengemudi atau empat digit terakhir dari nomor Jaminan Sosial mereka. Pejabat pemilihan memverifikasi informasi ini, dan pemilih tanpa dokumen yang tepat dapat diminta untuk menunjukkan tagihan utilitas atau bukti tempat tinggal lainnya, tergantung pada regulasi negara bagian.
Beberapa jam setelah tweet awalnya, Maye Musk kembali menulis, menyarankan pengguna untuk “mengabaikan postingan sebelumnya.” “Di Butler, Pennsylvania, kami baru saja mendengar bahwa Partai Republik akan memastikan tidak ada imigran ilegal yang memilih,” jelasnya.
Di tweet lainnya, wanita berusia 76 tahun itu menyatakan bahwa para kritikus “tidak memahami sarkasme” dan mengklaim pernyataannya adalah respons terhadap RUU Senat 1174 yang diajukan Gubernur California, Gavin Newsom, yang melarang pemerintah lokal memberlakukan persyaratan identitas pemilih dalam pemilihan.
Dengan mendekatnya pemilihan mendatang, Elon Musk telah secara terbuka mendukung kandidat presiden Republik Donald Trump dan pasangannya, JD Vance, melawan Demokrat Kamala Harris dan Tim Walz.
Berita Terkait
-
Elon Musk Nyatakan Dukungan Penuh Terhadap Donald Trump, Rela Masuk Penjara jika Kamala Harris Menang?
-
Elon Musk: Stop Pakai Huruf Tebal di X, Bikin Mata Berdarah!
-
Elon Musk Tuding Kamala Harris Sebagai Ancaman Misi ke Mars
-
SpaceX Targetkan 5 Misi Starship Tanpa Awak ke Mars dalam 2 Tahun!
-
Elon Musk Matikan Cybertruck Milik Jenderal Chechnya di Tengah Pertempuran?
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
Terkini
-
Biar Warga Naik Angkutan Umum, Pramono Minta Kepala Daerah Penyangga Siapkan Park and Ride
-
Mahasiswa UNP Antusias Gali Potensi Mengikuti Digistar Telkom
-
Pelaku Sudah Ditangkap! Polisi Ungkap Motif Penembakan Pengacara di Lahan Kosong Tanah Abang
-
Bill Gates: Dunia Salah Arah Hadapi Krisis Iklim, Kenapa Demikian?
-
Pelaku Pengeroyokan dan Penembakan Pengacara WA di Tanah Abang Diciduk
-
Tarif Transjakarta Bakal Naik? Pemprov DKI Ungkap Fakta di Balik Murahnya Ongkos
-
Kemenag Tegaskan MBG Harus Halalan Toyyiban: Bersih, Suci, dan Menyehatkan
-
IESR Nilai SNDC Indonesia Tak Selaras dengan Ambisi Energi Terbarukan Prabowo, Kenapa?
-
Rusun Marunda Dirobohkan, Pemprov DKI Siap Bangun Ulang Hunian Modern untuk Warga Lama
-
Pembakaran Mahkota Cenderawasih Picu Kemarahan, Desak Aturan Khusus Meski Menhut Sudah Minta Maaf