Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari mengevaluasi 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Ia memberikan sebutan Jokowi sebagai Presiden Kebalikan Bicaranya.
Hal ini disampaikan Feri Amsari saat menjadi pembicara di acara Talks PKB Insight Hub, Transisi Pemerintahan Indonesia 2024 di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2024).
"Jokowi adalah PKB. Maksudnya Presiden Kebalikan Bicaranya," ujar Feri.
Feri menyebut Jokowi kerap kali menunjukan hal yang kebalikan dari perkataan awalnya. Mulai dari melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga menjadikan anak-anaknya politisi.
"Apa-apa kebalikan, mau berantas korupsi, tapi yang dirusak KPK-nya dulu. Mau bilang anaknya adalah bukan politisi, faktanya lebih politisi daripada politisi," beber Feri.
Pada awal pemerintahannya, Jokowi menampilkan anak-anaknya enggan masuk pemerintahan dan lebih memilih berbisnis. Namun, akhirnya putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka dijadikan wakil presiden, menantunya Bobby Nasution jadi wali kota, dan ketua mahkamah konstitusi dijadikan keluarganya.
"Dulu kita bangga betul melihat ada keluarga istana yang kerjanya jual pisang dan martabak. Karena ada masa lalu di sejarah kita, anak-anak presiden masuk ke ruang yang sangat elit dan mereka tak terbentuk di ruang-ruang yang mereka geluti," jelasnya.
"Nah begitu Pak Jokowi memperlihatkan anaknya tidak masuk ke ruang yang itu, dia masuk ke ruang yang tidak disangka-sangka," lanjutnya.
Belakangan, kata Feri, masyarakat akhirnya terbawa kondisi politik yang diciptakan penguasa demi kepentingan segelintir orang. Apalagi dengan adanya ambang batas parlemen alias parliamentary thershold yang membuat masyarakat tak punya pilihan dalam memilih pemimpinnya.
"Dan kita baru sadar dulu kita tidak memilih Prabowo karena kita tahu rekam jejaknya dan terpaksa memilih Jokowi. Ternyata Jokowi sendiri memilih Prabowo," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Jejak Digital Erina Gudono Sesumbar Lebih Beruntung Berpendidikan Ketimbang Jadi Mantu Jokowi, Netizen: Pret
-
Segini Gaji Stafsus Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden 2024-2029
-
Jawab Pertanyaan Soal Hubungan Megawati-Jokowi, Hasto Tak Kuasa Tahan Tangis
-
Duduk di Kelas Ekonomi Hingga Naik Motor di Papua, Netizen Kenang Kesederhanaan Jokowi: Kena Deh!
-
Tangis Hasto Di Sidang Promosi Doktor: Megawati Dan Jokowi Tak Bisa Dibandingkan, Nilainya Berbeda
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Santai, Menkum Tak Masalah SK PPP Kubu Mardiono Digugat Kubu Supratmanto, Mengapa?
-
Jenderal Bintang 2 Pengawal Pasukan Perdamaian, Ini Sosok Mayjen TNI Taufik Budi Santoso
-
Soal Tangkap dan Adili Jokowi, Rocky Gerung: Harus Ada Proses, Dimulai di DPR atau Meja Pengadilan
-
Khawatir Kekuatan Disalahgunakan? Pesan Prabowo ke TNI: Jangan Khianati Bangsa dan Rakyat!
-
Dana Hibah Jatim Jadi Bancakan Berjamaah, Proyek Rakyat Cuma Kebagian Ampas
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Drama Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Pernah Dilaporkan Hilang, Pulang Jadi Tersangka Korupsi Rp32,2 M
-
Rekening Istri dan Staf Pribadi Jadi Penampung Aliran Dana Rp32,2 M Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi
-
Sebut Suku Dayak Punya Ilmu Hitam, Konten Kreator Riezky Kabah Diciduk Polisi di Jakarta
-
Kritik Gus Nadir soal Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Kita Kerap Berlindung dari Kalimat 'Sudah Takdir'