Suara.com - Ketua Harian Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mengundurkan diri dari partai. Hal ini dikonfirmasi oleh Plt Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ferey Kurnia.
TGB disebut sudah mengajukan surat pengunduran resmi kepada Ketua Majelis Persatuan Partai (MPP) Perindo Harya Tanoesodibjo.
"Benar mas beliau sudah mengajukan pengunduran diri ke Ketua MPP dan Ketum DPP Partai Perindo," kata Ferry kepada Suara.com, Jumat (1/11/2024).
Kendati TGB sudah keluar namun Perindo mendukung adiknya yakni Sitti Rohmi Djalilah bertarung sebagai calon gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Profil TGB Zainul Majdi
TGB adalah politisi yang lahir dari keluarga tokoh Islam di Nusa Tenggara Barat ia mengikuti jejak kakeknya sebagai tuan guru.
Muhammad Zainul Majdi atau yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang lahir di Pancor, Selong, NTB, 31 Mei 1972. Tuan Guru Banjang merupakan putera ketiga dari pasangan HM Djalaluddin SH dan Rauhun Zainnuddin Abdul Majid. Ayahnya seorang pensiunan birokrat Pemda NTB.
Sementara kakeknya adalah tokoh Islam dan pendiri ormas Nahdlatu Al- Wathan.
Zainul Majdi bersekolah di SDN Mataram dan melanjutkan Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah Mu’allimin Pancor, dan lulus pada tahun 1990.
Baca Juga: Menakar Efektivitas Lembaga Pengurus PMI di Kabinet Prabowo : Solusi Atau Bagi-bagi Jabatan?
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Ma’had Darul Qur’an Wal–Hadits Pancor, setahun kemdian ia lulus tepatnya di tahun 1991. Tuan Guru Bajang melanjutkan pendidikan di perguruan tingginya di luar negeri mengambil program S1 Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Ia lulus mendapat gelar sarjana pada tahun 1995. Pendidikannya tak hanya berhenti di sana, ia melanjutkan program S2 dan S3 pada bidang dan perguruan tinggi yang sama. Ia berhasil meraih gelar doktor pada tahun 2010.
Zainul Majdi sendiri adalah seorang dai yang ia lakukan sejak tahun 1999. Dia sendiri bergabung dalam ormas Islam Nahdlatu Al-Wathan, bahkan dia menjadi Ketua Umum PB Nahdlatu Al-Wathan tersebut.
Selain berkecimpung di dunia dakwah dan pendidikan, ia terjun ke dunia politik bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Pada tahun 2004, dia menjadi anggota DPR periode 2004-2009.
Tapi ia tidak menuntaskannya, karena pada tahun 2008, ia maju pada Pilgub NTB. Muhammad Zainul Majdi terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013. Ia menjadi gubernur pada usia 36 tahun.
Pada Pilgub 2013, ia maju kembali dengan kendaraan politik Partai Demokrat. Ia terpilih kembali untuk periode 2013-2018. Ia pun menjadi gubernur termuda yang mendapatkan posisi dua periode.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru