Suara.com - Setidaknya 13 warga sipil dilaporkan tewas pada Minggu dalam serangan brutal yang diduga dilakukan oleh Rapid Support Forces (RSF) di negara bagian al-Jazira, Sudan, sekitar 70 kilometer dari ibu kota negara bagian, Wad Madani.
Seorang sumber medis yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pasukan paramiliter tersebut secara brutal menembaki warga di kota al-Hilaliya, wilayah timur al-Jazira, menimbulkan korban jiwa dan trauma bagi masyarakat setempat.
Al-Jazira kini menjadi titik pertempuran strategis sejak Abu Aqla Kaykal, seorang komandan tinggi RSF, membelot dan bergabung dengan angkatan bersenjata Sudan.
Kaykal membawa sejumlah besar pasukannya ke pihak militer, menciptakan tekanan baru bagi RSF yang selama ini dikenal setia pada kepemimpinan Mohamed Hamdan Daglo, mantan wakil Abdel Fattah al-Burhan, pemimpin de facto Sudan.
Pergeseran ini menandai pembelotan besar pertama di jajaran RSF, yang semakin memperumit situasi di tengah konflik yang sudah berkepanjangan sejak April 2023.
Serangan yang dilakukan RSF antara 20 hingga 25 Oktober di berbagai wilayah timur al-Jazira turut menimbulkan dampak mengerikan bagi warga.
Clementine Nkweta-Salami, koordinator kemanusiaan PBB di Sudan, mengungkapkan adanya serangkaian pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan massal, kekerasan seksual, penjarahan pasar dan rumah warga, serta pembakaran lahan pertanian.
Nkweta-Salami mengecam peristiwa tersebut sebagai kejahatan keji yang mengingatkan dunia pada kekejaman RSF di Darfur tahun lalu, di mana mereka juga dituduh melakukan tindakan kekerasan serupa seperti pemerkosaan, serangan terarah, dan pembunuhan massal.
Konflik yang tengah berlangsung ini telah menciptakan krisis kemanusiaan luar biasa, menjadikan Sudan sebagai salah satu wilayah dengan bencana kemanusiaan terburuk di dunia saat ini.
Baca Juga: Rusia Rebut Desa Strategis Vyshneve, Ancam Pusat Logistik Ukraina
Lebih dari puluhan ribu orang kehilangan nyawa, sementara lebih dari 11 juta penduduk dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.
Berita Terkait
-
Rusia Rebut Desa Strategis Vyshneve, Ancam Pusat Logistik Ukraina
-
Israel Bunuh 183 Jurnalis di Jalur Gaza
-
Balasan China? Produsen Mobil Didesak Hentikan Investasi di Negara Pendukung Tarif Eropa
-
"Perang Terbuka Israel Melawan PBB", Palestina Ungkap Agresi di Gaza: Situasi Ini Sangat Buruk
-
Houthi Kerahkan Ratusan Pejuang di Provinsi Taiz Yaman
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah