Suara.com - Donald Trump merasa "sangat yakin" akan memenangkan kembali Gedung Putih, kata kandidat Republik itu pada hari Selasa setelah memberikan suaranya pada Hari Pemilihan di Florida dalam salah satu pemilihan AS yang paling kontroversial dalam beberapa dekade.
"Saya merasa sangat yakin," kata Trump kepada wartawan di tempat pemungutan suara di West Palm Beach, seraya menambahkan bahwa ia yakin telah melakukan kampanye yang hebat melawan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Jajak pendapat menunjukkan persaingan itu sangat ketat.
Ia juga mengatakan bahwa ia akan siap mengakui kekalahan setelah pemungutan suara pada hari Selasa "jika pemilihan itu adil", sambil kembali menyuarakan kekhawatiran tentang penggunaan mesin pemungutan suara elektronik.
"Jika saya kalah dalam pemilihan, jika itu adil, saya akan menjadi orang pertama yang mengakuinya. Sejauh ini saya pikir itu adil," kata Trump, yang mengulangi peringatan yang telah ia gunakan berkali-kali selama kampanye, kepada wartawan setelah memberikan suara di Florida.
Mengenakan topi merah bertuliskan "Make America Great Again", ia mengulangi kritiknya sebelumnya terhadap mesin pemungutan suara elektronik, yang menyatakan bahwa mesin itu kurang aman dibandingkan surat suara kertas dan akan menunda hasil yang diketahui.
"Mereka menghabiskan semua uang ini untuk mesin... Jika mereka menggunakan kertas suara, kartu identitas pemilih, bukti kewarganegaraan, dan pemungutan suara satu hari, semuanya akan selesai pada pukul 10 malam. Gila," katanya kepada wartawan di West Palm Beach.
Ia menambahkan: "Tahukah Anda bahwa kertas sekarang lebih canggih daripada komputer? Jika kertas itu bertanda air, Anda tidak bisa... Sungguh tidak masuk akal apa yang terjadi dengannya. Tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk menipu."
Ketika ditanya tentang kekhawatiran akan kerusuhan setelah pemilihan dan apakah ia akan meminta para pendukung untuk menghindari kekerasan, ia mengkritik pertanyaan tersebut.
"Saya tidak perlu memberi tahu mereka bahwa tidak akan ada kekerasan. Tentu saja tidak akan ada kekerasan. Para pendukung saya bukanlah orang-orang yang suka melakukan kekerasan," kata Trump.
Tag
Berita Terkait
-
Kejutan! Kamala Harris Ungguli Trump di Hari Pemilihan AS
-
Jutaan Warga AS Padati TPS! Perebutan Kursi Presiden Memasuki Babak Penentuan
-
Ramalan Unik Pilpres AS: Kuda Nil di Thailand Pilih Trump!
-
Jelang Pemilu, AS Tuding Adanya Peningkatan Manipulasi dari Iran dan Rusia Berupa Penyebaran Hoaks
-
Beda Respon ChatGPT dan Gemini soal Pemilu AS, Siapa Bakal Menang Antara Donald Trump atau Kamala Harris?
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis
-
Katib PBNU Tajul Mafakhir ke Gus Yahya: Tak Terima Dicopot? Bawa ke Majelis Tahkim
-
BPJS Kesehatan Ungkap Data Mengejutkan: 454 Puskesmas Belum Memiliki Dokter Umum
-
Penyisiran Ulang Sungai di Bogor, Polisi Temukan Rahang Bawah Diduga Milik Alvaro
-
Pakar Hukum UGM Ingatkan KPK Soal Kasus ASDP: Pastikan Murni Fraud, Bukan Keputusan Bisnis
-
Polisi Jadi 'Beking' Korporasi Perusak Lingkungan, Masyarakat Sipil Desak Reformasi Mendesak