Suara.com - Menjelang hari pemilihan di Amerika Serikat, intelijen AS memperingatkan peningkatan upaya dari Rusia untuk menyebarkan video palsu dan informasi bohong guna merongrong legitimasi pemilu.
Menurut pernyataan gabungan dari Office of the Director of National Intelligence, FBI, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, aksi ini bertujuan memperparah polarisasi politik yang telah ada dan berpotensi memicu kekerasan, termasuk terhadap petugas pemilu.
"Upaya ini berisiko memicu kekerasan, termasuk serangan terhadap petugas pemilu. Kami memperkirakan aktor Rusia akan terus merilis konten manipulatif dengan tema-tema serupa sepanjang hari pemilihan dan pada hari-hari hingga minggu-minggu setelah pemilu berakhir," demikian disampaikan dalam pernyataan tersebut.
Selain Rusia, Iran juga disebut sebagai ancaman bagi integritas pemilu. Negara tersebut dilaporkan telah melakukan kegiatan siber berbahaya yang menargetkan kampanye mantan Presiden Donald Trump.
Intelijen AS menyebutkan bahwa pada bulan lalu, aktor-aktor Rusia diduga membuat video palsu yang menunjukkan seseorang merobek surat suara di Pennsylvania, menciptakan kesan palsu tentang adanya kecurangan dalam pemungutan suara.
Di akhir pekan lalu, Kedutaan Besar Rusia di Washington membantah keterlibatan dalam video-video yang menunjukkan dugaan kecurangan pemilu, yang menurut pernyataan di Telegram mereka, “tidak berdasar.”
David Salvo, direktur German Marshall Fund’s Alliance for Securing Democracy, menyatakan bahwa jumlah konten manipulatif yang diciptakan oleh aktor yang bekerja untuk pihak-pihak lawan AS meningkat pada pemilu kali ini dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Rusia dan Iran tidak hanya meningkatkan jumlah konten, namun juga memperluas metode, termasuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan bantuan influencer asal Amerika Serikat.
Salvo menambahkan, antara hari pemilihan dan pelantikan presiden, Rusia dan Iran diperkirakan akan memperkuat suara-suara ekstrem domestik yang menyerukan kekerasan, memanfaatkan kerentanan dari ekstremisme politik untuk memicu protes kekerasan di AS.
Jen Easterly, Direktur Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), juga menyuarakan kekhawatiran serupa.
"Kami berada di siklus pemilu dengan tingkat disinformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Disinformasi ini disebarluaskan secara agresif dan diperkuat oleh pihak lawan luar negeri dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya," ujarnya kepada media.
"Kita tidak bisa membiarkan pihak asing ikut serta dalam menentukan masa depan demokrasi kita." lanjut Jen Easterly.
Berita Terkait
-
Beda Respon ChatGPT dan Gemini soal Pemilu AS, Siapa Bakal Menang Antara Donald Trump atau Kamala Harris?
-
Pemungutan Suara Pilpres AS Hari Ini, Komunitas Arab Amerika Kecewa Kinerja Kamala Harris
-
Viral! Moo Deng Si Bayi Kuda Nil Ramal Hasil Pilpres AS, Trump atau Harris?
-
Pilpres AS 2024: PBB Sebut Berdampak Global, Nasib Dunia di Tangan Amerika?
-
Apa Itu Suara Elektoral Pilpres AS? Berikut Penjelasan dan Jumlah yang Dimiliki tiap Negara Bagian
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Menang Gugatan di PN Jakpus, PPKGBK Segera Kelola Hotel Sultan
-
Geger Rusuh di Kalibata: Polisi Periksa 6 Saksi Kunci, Ungkap Detik Mengerikan
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Eks Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dan Satori Segera Ditahan, Ini Penjelasan KPK
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal
-
5 Petani di Bengkulu Selatan Tertembak usai Konflik Lahan Memanas, Ini Kronologinya!
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
Komitmen Tata Kelola Kian Kuat, BNI Borong Dua Penghargaan ARA 2024
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan